BATAM (gokepri) – PDIP resmi mengusung Muhammad Rudi-Aunur Rafiq sebagai calon gubernur dan calon wakil gubernur Kepulauan Riau untuk Pilkada 2024.
Dalam rapat pengumuman bakal calon kepala daerah tahap dua di kantor PDIP, Jakarta, Kamis 22 Agustus 2026, PDIP mengumumkan nama Rudi-Aunur di antara 169 calon kepala daerah. Pengumuman ini disiarkan langsung di kanal Youtube PDI Perjuangan.
Rudi-Aunur disapa oleh Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto saat pembukaan rapat pengumuman.
Ketua Umum PDIP Megawawati Soekarno Putri yang menyerahkan langsung surat dukungan untuk Rudi-Aunur bersamaa empat calon gubernur-wakil gubernur lain.
Megawati Soekarnoputri akan mengumumkan sebanyak 169 calon kepala daerah hari ini. Pengumuman ini gelombang kedua. Hasto sebelumnya menyatakan PDIP menggunakan putusan MK nomor 60 sebagai landasan mengusung calon dan mendaftarkannya ke KPU.
Bagi Rudi-Aunur, dukungan dari PDIP menambah kekuatan parpol pengusung mereka setelah ditinggal PKS yang berubah haluan ke Ansar-Nyanyang.
Nasdem sudah menerbitkan surat B1 KWK untuk Rudi-Aunur. Rudi-Aunur akan diusung Nasdem dan PDIP. Jelang pendaftaran dibuka 27 Agustus, hanya PSI dan Hanura yang belum menentukan sikap.
Dengan dukungan PDIP ke Rudi-Aunur, pilkada Kepri 2024 hampir bisa dipastikan tak ada kemunculan kotak kosong seperti di Batam, Lingga dan Bintan.
Jika mengacu UU Pilkada, Nasdem (7 kursi) dan PDIP (4 kursi) memenuhi syarat ambang batas 20 persen jumlah kursi DPRD Kepri. Gabungan partai ini memiliki 11 dari 45 kursi DPRD Kepri, sudah cukup melewati ambang batas 9 kursi.
Baca:
- Kans Rudi-Aunur Dikepung Poros Golkar-Gerindra
- Gabung KIM, PKS Alihkan Dukungan ke Ansar-Nyanyang di Pilgub Kepri
Rudi-Aunur berhadapan dengan partai koalisi gemuk pengusung petahana Ansar Ahmad-Nyanyang Haris Pratamura. Paslon ini diusung Gerindra, Golkar, PKS, Demokrat, PKB, PAN dan Perindo. Total kursi pengusung Ansar-Nyanyang sebanyak 32 kursi.
Mayoritas partai DPRD Kepri mendukung Ansar-Nyanyang. Pada pileg 2024, ada 11 partai yang lolos parlemen atau peraih kursi DPRD Kepri.
Efek Koalisi Indonesia Maju (KIM) pada Pilpres 2024 berdampak pula ke peta koalisi di pilgub Kepri. PKS yang sempat mendukung Rudi-Aunur, putar haluan ke Ansar-Nyanyang karena DPP PKS bergabung ke pemerintahan yang digalang partai pendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
“Ini sudah bukan wewenang dan level DPW PKS Kepri. Tentunya kami sebagai pengurus di bawah wajib melaksanakan keputusan pusat. Bergabungnya PKS bersama Koalisi Indonesia Maju (KIM) mempengaruhi keputusan terkait Pilkada di semua daerah,” ujar Ketua DPC PKS Kepri, Bakhtiar.
Lawan Sepadan
Pengamat dari Universitas Riau Kepulauan (Unrika), Rahmayandi Mulda menilai pilkada Kepri tahun ini menjadi pertarungan menarik antara Muhammad Rudi dan Ansar Ahmad. Keduanya adalah lawan yang sepadan. “Pertarungan antara tokoh politik besar,” ujar dia, Senin 19 Agustus.
Batam dan Karimun dianggap menjadi kunci kemenangan karena dua daerah ini memiliki jumlah pemilih terbesar. Berdasarkan data daftar pemilih sementara (DPS) yang ditetapkan KPU, di Batam ada 896.342 pemilih dan Karimun 194.672 pemilih.
Rudi yang bisa memilih wakilnya sendiri punya keunggulan. Rahmayandi menilai Rudi memilih Aunur karena basis pemilih bupati dua periode itu di Karimun. Sedangkan Rudi memiliki basis pendukung di wilayah kerjanya, Batam.
“Pilihan strategis Pak Rudi menggandeng Aunur untuk mengunci suara pemilih di Karimun,” sambung Rahmayandi.
Sedangkan Ansar-Nyanyang membangun koalisi gemuk dengan partai politik sebagai strategi pemenangan. Gerindra yang punya pengaruh pascapilpres dan pascapileg bisa menentukan angin kemenangan dengan merayu partai lain bergabung satu perahu. “Pengaruh Gerindra saat ini besar,” sebut Rahmayandi.
Merujuk pada hasil survei, peluang Muhammad Rudi lebih besar. Hasil sigi Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada 24 Juni-3 Juli 2024 menyebutkan elektabilitas Rudi di Kepri mencapai 43,1 persen di simulasi 7 kandidat calon gubernur Kepri.
Hanya berbeda tipis dengan calon rivalnya. Elektabilitas Ansar mencapai 41,2 persen. Ada nama Aunur Rafiq dalam sigi itu. Elektabilitasnya hanya 2,2 persen. Namun perlu diketahui, sigi ini beredar sebelum partai politik membangun koalisi.
Rudi dan Ansar
Rudi adalah salah satu tokoh politik paling kuat di Kepri. Selain sebagai Ketua DPW Nasdem Kepri, ia menjabat Walikota Batam sejak 2016. Lima tahun terakhir ia menjabat Kepala BP Batam ex officio. Sejak 2019, Rudi berhasil mengakhiri dualisme pemerintahan di Batam antara Pemerintah Kota Batam dan BP Batam yang tidak mampu dilakukan para pendahulunya sejak 2001.
Karier politik Rudi dimulai sejak ia menjabat anggota DPRD Batam pada 2009-2010. Setahun kemudian ia bertarung di pemilihan walikota sebagai wakil dari Ahmad Dahlan. Aunur adalah Bupati Karimun dua periode dan Ketua DPD Golkar Karimun. Aunur kemungkinan hengkang dari Golkar karena berbeda jalan politik dengan partainya yang mengusung Ansar.
Sedang Ansar Ahmad sekarang menjabat Gubernur Kepri. Ia meraih kemenangan pada Pilkada 2020 dengan menggandeng istri Rudi, Marlin Agustina, sebagai wakil gubernur. Mereka mengalahkan Gubernur Kepri 2020-2021 Isdianto dan Wakil Gubernur Kepri 2010-2015 Soerya Respationo.
Lekat dengan Golkar, Ansar adalah tokoh senior politik di Kepri. Ia memiliki basis pendukung yang kuat karena pernah menjabat Bupati Bintan 2005-2015. Ia juga pernah duduk sebagai anggota Komisi V DPR pada 2019-2020 dengan perolehan suara terbanyak di dapil Kepri.
Ketika 2019, Pilgub Kepri ada tiga poros. yaitu Ansar-Marlin, Isdianto-Suryani dan Surya Respationo-Iman Sutiawan. Ansar-Marlin menang 39,7 persen. Poros Nasdem-Golkar yang menang pilkada 2019 akan berpisah dan berhadapan.
Pemilihan gubernur Kepulauan Riau pada Pilkada 2024 akan menjadi laga puncak politik Ansar Ahmad dan Muhammad Rudi. ***
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News