Singapura Jadi Mitra Utama Batam Kembangkan EBT dan Pusat Data

Bp batam singapura
Kepala BP Batam, Amsakar Achmad, berbincang dengan Menteri Luar Negeri Singapura, Vivian Balakrishnan, di Gedung Kementerian Luar Negeri Singapura, Senin, 29 September 2025. Pertemuan itu menegaskan eratnya hubungan Batam–Singapura sekaligus membahas peluang investasi baru. Foto: BP Batam

BATAM (gokepri) – Batam memperkuat kerja sama ekonomi dengan Singapura melalui pengembangan energi baru terbarukan (EBT) dan pusat data. Dua sektor itu disebut Kepala BP Batam, Amsakar Achmad, sebagai masa depan ekonomi baru yang akan menopang transformasi industri di kota itu.

Amsakar bertemu Menteri Luar Negeri Singapura, Vivian Balakrishnan, di Kementerian Luar Negeri Singapura, Selasa, 7 Oktober 2025. Dalam pertemuan tersebut, keduanya membahas peluang kerja sama ekonomi lintas batas, termasuk pemanfaatan sumber daya energi dan potensi industri digital.

“Kami berdiskusi banyak hal, terutama apa yang bisa ditarik ke Batam dan apa yang bisa ditarik ke Singapura,” kata Amsakar di Batam. Ia menyebut hubungan ekonomi dua wilayah bertetangga itu tidak boleh berhenti pada perdagangan konvensional, melainkan bergerak menuju kolaborasi berbasis teknologi dan energi bersih.

Sektor industri manufaktur memang masih menjadi penopang utama perekonomian Batam dengan kontribusi 56–60 persen terhadap Produk Domestik Regional Bruto. Namun, Amsakar menilai, peluang besar kini muncul dari industri pusat data dan energi baru terbarukan (EBT).

“Nilai investasi pusat data bisa sangat besar. Tapi kami harus menelaahnya karena fasilitas ini butuh air dan listrik besar serta tidak banyak menyerap tenaga kerja,” ujarnya. “Meski begitu, secara ekonomi prospeknya sangat menjanjikan.”

Saat ini terdapat 18 proyek pusat data yang sedang disiapkan untuk beroperasi di Batam. Selain itu, lima proposal proyek EBT telah diajukan investor, dua di antaranya menunjukkan komitmen kuat untuk direalisasikan. Amsakar menjelaskan, proyek pusat data juga menjadi peluang bagi Singapura dan Malaysia untuk menempatkan server mereka di Batam karena lokasi yang dekat dan infrastruktur yang memadai.

“Intinya hubungan Batam–Singapura ini harus semakin baik dan berkelanjutan. Kita ingin investasi yang datang memberi dampak nyata,” kata Amsakar.

Data BP Batam mencatat, pada semester pertama 2025, Singapura masih menjadi negara dengan nilai investasi terbesar di Batam, mencapai Rp7,9 triliun. Bagi Batam, kemitraan itu bukan hanya soal arus modal, tapi juga pembelajaran dan pertukaran teknologi.

Amsakar mengaku pertemuan dengan Vivian berlangsung akrab. “Kami berbincang panjang soal sejarah kerja sama Batam–Singapura hingga arah ke depan,” ujarnya. Menurutnya, dua wilayah ini memiliki keterkaitan ekonomi yang saling menguatkan. “Kita tidak harus melihat mereka sebagai pesaing, tetapi mitra yang saling membantu.”

Tren kolaborasi Batam–Singapura mencerminkan arah baru hubungan ekonomi kawasan. Singapura membutuhkan ruang dan energi untuk menopang industri digitalnya, sementara Batam memiliki lahan, tenaga kerja, dan infrastruktur yang sedang tumbuh. Model kerja sama seperti ini sejalan dengan strategi ekonomi hijau yang kini digalakkan di kawasan ASEAN.

Baca Juga: Jalan Energi Hijau Indonesia-Singapura

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Pos terkait