Batam (gokepri) – Unjuk rasa ribuan masyarakat yang mengatasnamakan diri dari Laskar Pembela Marwah Melayu di depan kantor BP Batam, Kota Batam, Kepulauan Riau, sempat ricuh pada Senin siang (11/9). Kericuhan terjadi saat massa melempari gedung BP Batam.
Demonstran sempat merusak dan membuka paksa sekeliling pagar kantor BP Batam. Warga yang awalnya melakukan aksi dengan damai, tiba-tiba ricuh dengan menghancurkan pagar.
Lemparan batu, kayu, hingga bom molotov dilemparkan warga ke arah halaman kantor BP Batam. Gas air mata dan water canon juga sudah ditembakkan ke arah kerumunan aksi unjuk rasa oleh petugas.
Baca Juga: Unjuk Rasa Pertahankan Kampung Tua di Rempang, Rudi Ajak Warga Temui Pemerintah Pusat
Pegawai, awak media dan petugas berhamburan menyelamatkan diri menghindar dari lemparan batu. Dari pantauan, beberapa petugas dan karyawan BP Batam ada yang terluka akibat terkena lemparan batu.
Hingga saat ini situasi di lapangan sudah kondusif. Petugas gabungan berhasil menghadang warga yang beberapa sudah masuk ke dalam halaman kantor BP Batam.
Kepala BP Batam Muhammad Rudi sempat jalan kaki meninjau lokasi di depan kantor BP Batam usai ribuan massa dihadang menjauh dari kantor BP Batam. “Saya sedang bersedih hati,” ujarnya singkat ketika diwawancara sambil berjalan kaki.
Muhammad Rudi ketika berdialog meminta masyarakat agar paham tentang proyek strategis nasional yang akan dibangun oleh pemerintah pusat. Pemerintah daerah, lanjut dia, tidak punya hak penuh karena aturannya terpusat dan juga karena Rempang Eco City masuk dalam proyek strategis nasional atau PSN tahun 2023.
“Jadi bapak ibu harus paham ini. Jadi saya minta perwakilan bapak ibu agar ikut saya ke pusat dan sampaikan langsung apa permasalahan yang terjadi,” kata Rudi.
Meski begitu, ia menjamin kesejahteraan masyarakat Rempang dan Galang yang terdampak proyek Rempang Eco City. “Saya ini hanya menjalankan amanat pusat. Kalau ada yang mau ikut saya ke Jakarta ayo,” kata dia.
Diberitakan sebelumnya, ribuan warga yang berasal dari masyarakat Melayu berunjuk rasa di depan Kantor Badan Pengusahaan (BP) Batam, Senin pagi, 11 September 2023. Massa menuntut 16 kampung tua di Rempang dipertahankan.
Para pengunjuk rasa menggelar aksi sejak pukul 10.30. Massa dari kalangan masyarakat tidak hanya laki-laki, tetapi juga perempuan. Tidak hanya dari Batam, tapi dari beberapa daerah seperti Tanjungbalai Karimun, Riau hingga Jambi. Mereka memadati jalan bundaran di depan Kantor BP Batam, Batam Centre.
Kepala BP Batam Muhammad Rudi menemui massa dan berdialog. Ia menanggapi tuntutan pada aksi kedua atas penolakan relokasi 16 titik kampung tua Pulau Rempang, Kota Batam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Penulis: Engesti Fedro