Batam (gokepri) – Kota Batam kembali dimeriahkan agenda pariwisata dan budaya Kenduri Seni Melayu (KSM) ke-26 yang digelar pada 7-9 Juni 2024. Acara tahunan ini dibuka oleh Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Nia Niscaya pada Jumat (7/6) malam.
KSM ke-26 diikuti oleh empat negara ASEAN: Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Myanmar. Selain itu, perwakilan dari provinsi di wilayah Sumatera dan kabupaten/kota di Kepri juga turut berpartisipasi.
Baca Juga:
- Kenduri Seni Melayu 2024 Dimulai 7 Juni, Rudi Ajak Warga Lestarikan Budaya Melayu
- Kenduri Seni Melayu 2023 Diramaikan Negara Serumpun
“Kepesertaan hampir 300 dari berbagai negara. Nanti kita lihat bagaimana penampilan mereka. Hampir seluruh provinsi di Sumatera juga hadir di sini. Kemudian dari Lingga, Tanjungpinang, Karimun juga hadir di KSM,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam, Ardiwinata, pada Jumat (7/6).
Lebih dari sekadar silaturahmi antarrumpun Melayu, KSM juga menjadi ajang untuk menarik kunjungan wisatawan. Ardiwinata mengungkapkan bahwa KSM merupakan salah satu acara tahunan yang masuk dalam Karisma Event Nusantara (KEN) oleh Kemenparekraf.
“KSM ini adalah salah satu kegiatan yang tetap dilaksanakan saat COVID-19, jadi memang betul-betul 26 tahun itu terus berjalan tanpa jeda. Walaupun saat pandemi kami laksanakan secara sederhana,” ujar dia.
Acara ini menghadirkan berbagai rangkaian kegiatan kesenian, seperti pertunjukan seni, permainan rakyat, seminar budaya, pelatihan tari tradisional, bazar, hingga kuliner Melayu. Koleksi Museum Batam Raja Ali Haji juga dipamerkan dalam KSM untuk mendekatkan dan memperkenalkan kepada generasi muda serta pengunjung. “Kemudian, bazar kali ini kami juga siapkan secara khusus, Melayu Corner dengan menyuguhkam kuliner khas Melayu,” kata Ardi.
Kepala Dinas Pariwisata Kepulauan Riau, Guntur Sakti, mengapresiasi KSM yang masih terus digelar. Menurutnya, 26 tahun KSM digelar merupakan brand equity yang sangat kokoh, sehingga harus dijaga dan terus dikembangkan. “26 tahun itu adalah brand equity yang sangat kokoh. KSM itu brand yang sangat kuat. Jadi sudah kokoh, maka tinggal meningkatkan kualitas, dari sisi penyelenggaraan dan penambahan peserta dari berbagai negara,” kata Guntur usai pembukaan.
Ia berharap, rumpun Melayu dari berbagai negara ASEAN semakin meramaikan kegiatan KSM yang menjadi pondasi awal dari kegiatan itu digelar. “Jadi kedepan kita berharap, mudah-mudahan rumpun melayu nusantara, rumpun melayu mancanegara itu semakin meramaikan event-event Kenduri Seni Melayu ini. Karena itu niat awalnya dulu,” katanya.
KSM ke-26 diharapkan dapat menjadi ajang promosi budaya Melayu dan meningkatkan daya tarik wisata Kota Batam, Kepulauan Riau.
Penulis: Muhammad Ravi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News