BATAM (gokepri.com) – Puluhan pesepeda dari berbagai komunitas di Batam menggelar Lailatul Ride, sebuah kegiatan gowes malam hari setelah salat Tarawih. Selain untuk menjaga kebugaran, kegiatan ini juga menjadi ajang silaturahmi di bulan Ramadan.
“Ini cara menyenangkan untuk berolahraga di sela ibadah. Selain menjaga kebugaran, Lailatul Ride juga mempererat persaudaraan antarpecinta sepeda di Batam,” kata Ketua Batam Folding Bike (BFB), Rizal Saputra, di Universitas Riau Kepulauan (Unrika), Batuaji, Kota Batam, Sabtu (22/3/2025) malam.
Acara ini diinisiasi oleh komunitas Minion Teh Obeng Kota Batam (Minitob) dan diikuti oleh berbagai komunitas pesepeda. Tampak hadir Ketua Yayasan Perguruan Tinggi Batam Erwin Agung Wibowo, Wakil Rektor 3 Unrika Dahrul Aman Harahap, Koordinator Bike To Work (B2W) Batam Haryoto, Ketua Minitob Farid Ayik, Sekretaris Batam Brompton Club (BBC) Sugiarta Bin Dullah, serta Tim Federal Batam.
Baca Juga: Gowes Bulan Bahasa di Batam Sukses, Dikuti Lebih dari 600 Pesepeda
Menurut Rizal, bersepeda di malam hari menjadi pilihan ideal bagi mereka yang tetap ingin berolahraga selama Ramadan tanpa mengganggu aktivitas ibadah dan pekerjaan.
“Ramadan bukan alasan untuk berhenti bergerak. Justru menjaga kebugaran sangat penting agar tetap fit dan bertenaga dalam menjalani aktivitas harian,” ujarnya.
Ia pun mengapresiasi Minitob yang menghidupkan kembali tradisi Lailatul Ride sebagai agenda rutin di bulan puasa.
“Ini bukan sekadar menjaga stamina, tapi juga membawa banyak manfaat, sesuai semangat Minitob: satu sepeda sejuta rahasia,” tambah Rizal.
Yayasan Perguruan Tinggi Batam dan Unrika juga mendukung penuh kegiatan ini. Bahkan, kampus tersebut berencana menghidupkan kembali program Bike to Campus, yang sempat terhenti akibat pandemi.
“Ini keren, sejalan dengan program pendidikan yang mereka usung. Banyak percepatan untuk meraih kesuksesan,” kata Rizal.
Wakil Rektor 3 Unrika, Dahrul Aman, menegaskan bahwa kampusnya selalu memberi ruang bagi aktivitas yang menyehatkan.
“Sebelum pandemi, kami memiliki program Bike to Campus. Ke depan, kami akan menggalakkannya lagi,” ujarnya.
Dahrul juga memaparkan sejumlah program studi yang ditawarkan Unrika, termasuk program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) yang memungkinkan pekerja melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.
Lailatul Ride dimulai dari titik kumpul di Unrika. Peserta kemudian menyusuri jalanan Batuaji, menikmati kerlap-kerlip lampu kota sebelum beristirahat di Masjid Sultan Mahmud Riayatsyah.
Di sana, mereka berbagi hidangan ringan sebelum kembali ke titik awal di Unrika. Dengan antusiasme yang tinggi, Lailatul Ride menjadi bukti bahwa semangat olahraga dan kebersamaan tetap terjaga selama Ramadan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News