JAKARTA (gokepri) – King’s College London, salah satu perguruan tinggi ternama di Inggris, akan membuka kampusnya di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari, Malang, Jawa Timur.
Hal ini disampaikan oleh Plt. Sekretaris Jenderal Dewan Nasional KEK Rizal Edwin Manansang dalam konferensi pers Pengembangan King’s College London di Jakarta, Kamis (20/6/2024). Proses pembangunan perguruan asal Inggris itu telah mencapai 80 persen dan akan rampung pada Agustus 2024.
Baca:
- Pemerintah Targetkan Realisasi Investasi KEK Tanjung Sauh Rp199,6 Triliun
- Pebisnis AS Diajak Investasi di KEK Batam
“KCL menyampaikan komitmen mereka kepada pemerintah untuk menyelenggarakan pendidikan tinggi di Indonesia, khususnya di KEK Singhasari,” kata Edwin saat konferensi pers Pengembangan King’s College London, Jakarta, Kamis.
Edwin mengharapkan kualitas belajar dan mengajar di KCL Malang akan memberikan kualitas pendidikan yang sama dengan KCL di London. Pada tahap awal KCL menyelenggarakan dua program studi yakni Master of Digital Economy dan Master of Digital Future.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai pembangunan klaster khusus pendidikan ini turut mendorong sumber daya manusia (SDM) yang lebih unggul dan dapat menjadi penghubung kolaborasi antar perguruan tinggi terdekat seperti Universitas Brawijaya dan Universitas Muhammadiyah Malang.
“Sinergi ini diperlukan untuk mempersiapkan SDM kita,” tuturnya.
Hingga saat ini, jumlah pendaftar sebagai mahasiswa di perguruan tinggi tersebut sudah mencapai sekitar 150 orang.
“KCL ini akan beroperasi di bulan September, diharapkan menjadi role model universitas sekitarnya, seperti Universitas Brawijaya dan Universitas Muhammadiyah yang terdekat,” tutupnya.
Pemerintah telah mengembangkan KEK ke berbagai sektor baru seperti pendidikan, kesehatan, dan juga ekonomi digital.
Hingga saat ini, pemerintah menetapkan 22 KEK yang mencakup 11 KEK Manufaktur, 7 KEK Pariwisata, 2 KEK Digital, dan 2 KEK bertema jasa lainnya. KEK telah mampu menarik investasi Rp187,5 triliun serta menyerap tenaga kerja hingga 126.506 orang dan mendukung 351 pelaku usaha. ANTARA
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News