DENPASAR (gokepri) – Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (Arebi) Bali angkat bicara soal banyaknya hotel mewah yang saat ini banyak dijual melalui marketplace.
Ketua Arebi Bali Michael Hikma Gunawan mengakui sepanjang 2022 ada hotel yang dijual oleh pemiliknya. “Saat 2022 ada sekitar 4 unit hotel yang dijual, itu rata-rata hotel bintang tiga, dengan harganya di kisaran Rp40 miliar,” jelas Michael, Kamis 19 Januari 2023, dilansir dari Bisnis.com.
Kesulitan finansial, tidak adanya tamu selama pandemi, karyawan yang sudah di PHK akibat pandemi Covid-19 membuat pemilik memilih melepas hotelnya agar tidak terbebani dengan operasional hotel yang tinggi, walaupun dengan harga yang lebih murah.
Menurut Michael, tren penjualan hotel di Bali tidak akan berlanjut di 2023 karena pandemi sudah berakhir dan sektor pariwisata mulai pulih. Manajemen hotel akan kembali fokus menarik tamu untuk menginap di hotel.
“Pada 2023 penjualan hotel tidak akan sebanyak saat pandemi maupun di 2022. Sekarang hotel sudah mulai mendapatkan tamu karena pariwisata sudah hidup kembali, selain itu harga hotel pasti akan naik 25 persen, jadi trend penjualan hotel tidak akan berlanjut,” ujar dia.
Arebi mencatat investor yang mencari hotel di Bali membidik hotel yang dilengkapi dengan ballroom atau aula dengan kapasitas besar yang bisa digunakan untuk kegiatan MICE. Menurut Michael Bali masih menjadi favorit tempat pelaksanaan MICE. Selain itu, investor juga mencari hotel yang dekat dengan pantai atau memiliki akses langsung ke pantai.
Jika melihat di marketplace atau situs penjualan online, memang banyak hotel di Bali yang ditawarkan mulai dari hotel yang ada di Kuta, Denpasar hingga Tabanan.
Penjualan Vila
Sementara itu, penjualan vila di Bali mulai bergeliat setelah sempat stagnan karena pademi Covid-19.
Walaupun tidak menyebutkan angka secara spesifik, Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (Arebi) maupun Real Estate Indonesia (REI) kompak mengamini jika penjualan vila sudah meningkat sejak pertengahan 2022 hingga awal 2023.
Ketua Arebi Bali, Michael Hikma Gunawan menjelaskan kondisi ekonomi membaik dan hidupnya sektor pariwisata membuat permintaan vila di Bali mulai meningkat.
Mayoritas permintaan vila masih berasal dari pasar domestik atau masyarakat Indonesia yang ingin memiliki properti di Bali. Rata-rata konsumen mengincar vila yang berada di harga Rp4 miliar hingga Rp5 miliar.
“Jika dilihat dari komposisi pembeli vila di Bali, 75 persen dari konsumen domestik, artinya yang mengincar vila di Bali paling banyak warga Indonesia, kalau warga asing masih tidak terlalu signifikan karena mereka memang tidak bisa membeli secara langsung ya,” jelas Michael.
Arebi memprediksi tren penjualan vila akan semakin baik di 2023, peningkatan penjualan bisa meningkat 25 persen jika dibandingkan dengan 2022. Vila di kawasan Nusa Dua, Jimbaran hingga Ubud masih menjadi primadona pasar.
Ketua REI Bali I Gede Suardita menjelaskan geliat penjualan vila di Bali sudah mulai terlihat. “Informasi dari anggota REI yang mengembangkan vila penjualan semakin banyak, di 2023 ini juga trennya akan naik,” ujar Suardita.
REI juga memproyeksikan bisnis properti Bali di 2023 akan tumbuh mulai dari penjualan rumah, vila hingga ruko. Optimistis tersebut juga didukung oleh proyeksi kredit KPR yang akan tumbuh pada 2023, kemudian sektor pariwisata yang mulai pulih. Arebi juga mengungkap bank dengan modal jumbo mulai agresif menawarkan pembiayaan KPR kepada nasabah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Baca Juga: Pariwisata Bali setelah Tertatih-Tatih
Sumber: Bisnis.com