BATAM (gokepri) – BP Batam berencana memodernisasi kampung nelayan di Rempang melalui program Kalamo (Kampung Nelayan Modern). Menggandeng KKP untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan nelayan. Diharapkan menjadi percontohan hilirisasi sektor kelautan dan perikanan, bahkan berpotensi berkembang menjadi Kawasan Ekonomi Khusus.
Badan Pengusahaan (BP) Batam tengah menjajaki pengembangan Kampung Nelayan Modern (Kalamo) di Tanjung Banun, Pulau Rempang. Hal ini terungkap saat kunjungan Direktorat Jenderal (Dirjen) Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) ke Batam baru-baru ini.
Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) BP Batam, Harlas Buana, mengatakan sebelumnya BP Batam dan KKP telah mengunjungi Tanjung Banun untuk membahas pemberdayaan masyarakat nelayan. Kunjungan Dirjen kali ini, kata Harlas, bertujuan membahas rencana hilirisasi kelautan dan perikanan, termasuk rencana pembentukan Kalamo.
“Kami berharap proyek percontohan hilirisasi ini dapat dikembangkan di Tanjung Banun. Kunjungan Dirjen diharapkan menjadikan ini sebagai salah satu target KKP untuk membangun Kalamo demi menyukseskan program pemberdayaan masyarakat di Rempang,” kata Harlas, Senin, 30 Desember 2024.
Baca Juga:
Kemitraan Perusahaan dan Warga, Solusi Efektif Hilirisasi
Harlas menyebutkan ada 13 kelompok nelayan di Tanjung Banun yang dibina Dinas Perikanan Kota Batam. “Lahan sudah tersedia. Pembangunan pasar ikan atau infrastruktur lain dapat dilakukan untuk menjadikan Tanjung Banun pusat kegiatan perikanan. Perizinan usaha terkait perikanan dan budidaya akan diterbitkan BP Batam melalui Online Single Submission (OSS),” paparnya.
KKP memang tengah menyusun rencana Kalamo dan hilirisasi kelautan dan perikanan untuk meningkatkan produktivitas nelayan. Rencananya, sejumlah infrastruktur pendukung akan dibangun, seperti dermaga, balai pertemuan nelayan, koperasi, dan cold storage.
Rencana ini akan dilaksanakan dalam skala besar. Jika dinilai layak secara teknis dan administratif, proyek ini akan dikembangkan lebih lanjut menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Perikanan.
Hilirisasi Industri Kelautan

Analis Pasar Hasil Perikanan Ahli Muda KKP, Umar Hasan, menyampaikan apresiasi atas sambutan hangat dari BP Batam dalam kunjungan kerja mereka.
Dalam pertemuan tersebut, Hasan menjelaskan bahwa kunjungan ini bertujuan untuk mempelajari pengelolaan kawasan investasi. Pengetahuan ini akan digunakan untuk mendukung rencana hilirisasi industri kelautan dan perikanan yang dirancang Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Proses hilirisasi tersebut direncanakan terpusat dan terintegrasi secara sistem bisnis perikanan. Tahapannya mencakup praproduksi, produksi, pengolahan, hingga pemasaran hasil perikanan.
“Kami ingin belajar dari BP Batam tentang pengelolaan kawasan dan strategi menarik investor. Batam sudah memiliki 31 kawasan industri dan 3 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK),” ujar Hasan.
Baca Juga:
Susiwijono: Xinyi Tetap Berkomitmen Investasi di PSN Rempang
Hasan juga berharap BP Batam dapat memberikan masukan terkait program unggulan KKP, yakni Kampung Nelayan Modern (Kalamo). Program ini diharapkan dapat menjadi bagian penting dalam rencana pengembangan hilirisasi kelautan.
“Pengembangan ini rencananya dilakukan dalam skala besar. Jika nantinya memenuhi kelayakan teknis dan administrasi, kami berharap kawasan ini dapat dikembangkan menjadi KEK perikanan,” tutur Hasan. Hasan optimistis, kerja sama ini dapat mendorong terwujudnya kawasan industri perikanan yang lebih maju dan terintegrasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News