Firmansyah Ziarah ke Makam Zuriat Amir Karimun Sebelum Daftar ke KPU

Muhammad Firmansyah dan Ery Suandi berziarah ke makam zuriat Amir Karimun sebelum mendaftar ke KPU. (Ilfitra/gokepri.com)

KARIMUN (gokepri.com) – Masjid Al Mubaraq jadi titik awal keberangkatan Muhammad Firmansyah dan Ery Suandi menuju kantor KPU Karimun di Jalan Poros.

Begitu menginjakkan kaki di Masjid yang dibangun 145 tahun yang lalu tepatnya pada 1877 Masehi atau 1301 Hijriyah tersebut, Firmansyah menunaikan shalat sunat.

Bacaan Lainnya

Di sana dia bermunajat. Besimpuh kepada Allah menyampaikan hasrat agar diberikan amanat.

Masjid tertua di Karimun itu jadi saksi, bagaimana seorang Firmansyah menyerahkan diri kepada Sang Khalik. Dia berserah meminta kepada Allah agar segala niatnya dipermudah.

Masjid Al Mubaraq dibangun pada masa Kerajaan Riau Lingga atau jauh sebelum Karimun berbentuk Kawedanan. Saat itu, Karimun masih dipimpin seorang Amir.

Amir yang memerintah di Karimun saat itu adalah Raja Haji Abdullah yang disebut sebagai Amir Karimun I. Beliau wafat dan dimakamkan di Thaif, Arab Saudi hingga diber gelar Marhum Mekkah.

Setelah Raja Haji Abdullah mangkat, kemudian diteruskan oleh Raja Ishak sebagai Amir Karimun II dan pemerintahan seterusnya dilanjutkan kepada Raja Sulaiman hingga Raja Usman.

Raja Ishak dan Raja Sulaiman selaku Amir Karimun dimakamkan di samping Masjid Al Mubaraq. Di sana, juga dimakamkan keluarga besar dan keturunannya.

Beranjak dari sejarah Karimun itu, menjadi momentum bagi pasangan Firmansyah dan Ery Suandi untuk melakukan pendaftaran sebagai calon kepala daerah ke kantor KPU Karimun.

“Masjid Al Mubaraq ini adalah sejarah Karimun. Masjid ini merupakan masjid tertua dan dibangun pada masa Amir Karimun I, Raja Haji Abdullah,” ujar Firmansyah.

Makanya, untuk mengenang pemerintahan pertama Karimun yang masih dipimpin seorang Amir, maka Firmansyah harus kembali melakukan napak tilas ke titik sejarah tersebut.

“Sejarah Karimun itu ada di sini. Makanya, sebelum kita menjadi pemimpin Karimun, maka kita harus beranjak dari titik sejarah ini. untuk memohon doa restu, kita harus berziarah ke makam leluhur yang ada di sini,” ungkapnya.

Satu per satu makam Amir Karimun didatangi Firmansyah dan Ery serta didampingi zuriat raja-raja di Karimun. Keduanya menyiram kembang dan air bunga di atas makam Raja Ishak dan Raja Sulaiman serta kerabat lainnya.

Usai berziarah, Firmansyah dan Ery Suandi kemudian menuju ke kantor KPUD Karimun menaiki sespan kuning, senada dengan warna partai pengusungnya, Partai Golkar.

Ery yang seorang scooterist (pecinta scooter) itu dengan mudah mengendarai motor antik keluaran Italia tersebut. Di sampingnya, Firmansyah duduk dengan manis.

Arak-arakan pasangan calon bupati dan wakil bupati Karimun yang mengusung tagline ‘Karimun Baru’ ini juga diiringi sejumlah motor antik dan kesenian tradisional seperti Reok Ponorogo dan Barongsai.

Dengan jarak sekitar 200 meter, sespan yang dikendarai Ery berhenti. Rombongan ini kemudian jalan kaki ke kantor KPU Karimun.

Pasangan Firmansyah dan Ery Suandi hanya diusung partai tunggal, yakni Partai Golkar dan didukung oleh partai non parlemen seperti PSI, Gelora, Garuda, PBB dan PKN.

Karena hanya diusung satu partai, pasangan ini kemudian menamakan diri sebagai ‘Koalisi Rakyat’. Artinya, mereka bukan berasal dari koalisi partai namun didukung oleh suara rakyat.

Makanya tak heran, ketika mendaftar ke kantor KPU Karimun, pasangan Firmansyah dan Ery Suandi diantar oleh ratusan masyarakat Karimun.

Penulis: Ilfitra

Pos terkait