DATA WHO: Kematian Ibu akibat Persalinan Terjadi Setiap Dua Menit

Kematian ibu akibat persalinan
Ilustrasi: Guardian

BATAM (gokepri) – Kematian ibu akibat melahirkan masih menjadi masalah serius yang mempengaruhi banyak negara di seluruh dunia. Perlu upaya dalam perencanaan keluarga dan dukungan kesehatan yang berkualitas untuk semua wanita.

Menurut laporan terbaru PBB dan WHO, setiap dua menit, satu wanita meninggal akibat komplikasi kehamilan atau persalinan. Meski tingkat kematian ibu melahirkan menurun sebesar sepertiga dalam 20 tahun terakhir, jumlah kematian ibu yang masih terjadi tetap sangat tinggi.

“Kehamilan seharusnya menjadi waktu harapan besar dan pengalaman positif bagi semua wanita, sayangnya masih merupakan pengalaman yang sangat berbahaya bagi jutaan orang di seluruh dunia,” kata Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, dalam laporannya, Kamis pekan lalu. “Laporan statistik baru ini mengungkapkan kebutuhan mendesak untuk memastikan setiap wanita memiliki akses ke layanan kesehatan dan bahwa mereka dapat sepenuhnya mengakses hak reproduksi mereka.”

Laporan tersebut menemukan antara tahun 2016 dan 2020, tingkat kematian ibu melahirkan hanya menurun di dua dari delapan wilayah PBB: di Australia dan Selandia Baru sebesar 35 persen, dan di Asia Tengah dan Selatan sebesar 16 persen. Sementara itu, tingkat kematian di Eropa dan Amerika Utara naik sebesar 17 persen dan di Amerika Latin dan Karibia naik sebesar 15 persen. Dua negara Eropa yang mengalami peningkatan yang signifikan adalah Yunani dan Siprus. Di tempat lain, tingkat kematian ibu hamil stagnan.

Tingkat kematian ibu hamil masih sangat tinggi di wilayah paling miskin di dunia dan di negara-negara yang terkena konflik. Sekitar 70 persen dari kematian yang tercatat pada tahun 2020 terjadi di Afrika sub-Sahara, di mana tingkatnya 136 kali lebih besar daripada di Australia dan Selandia Baru.

Pendarahan hebat, infeksi, komplikasi dari aborsi yang tidak aman, dan kondisi yang mendasar seperti HIV/AIDS adalah beberapa penyebab kematian teratas, yang sebagian besar dapat dicegah dan diobati. WHO mengatakan penting bagi perempuan untuk mengontrol kesehatan reproduksi mereka – terutama tentang kapan dan apakah akan memiliki anak, sehingga mereka dapat merencanakan dan mengatur jarak antara kelahiran untuk melindungi kesehatan mereka.

Natalia Kanem, Direktur Eksekutif Dana Kependudukan PBB (UNFPA), mengatakan tingkat kematian perempuan yang tidak perlu meninggal sangatlah tidak dapat diterima. “Kita dapat dan harus melakukan lebih baik dengan segera berinvestasi dalam perencanaan keluarga dan memenuhi kekurangan global 900.000 bidan,” katanya. Meski laporan ini mencakup data hingga tahun 2020, Anshu Banerjee dari WHO mengatakan kepada media bahwa statistik sejak saat itu terlihat suram, karena pandemi COVID-19 dan krisis ekonomi.

Kematian ibu melahirkan masih menjadi masalah serius yang mempengaruhi banyak negara di seluruh dunia. Untuk itu, diperlukan investasi dalam perencanaan keluarga dan dukungan kesehatan yang berkualitas untuk semua wanita. Selain itu, penting bagi setiap perempuan untuk memiliki kendali atas kesehatan reproduksi mereka, sehingga mereka dapat merencanakan dan mengatur jarak antara kelahiran untuk melindungi kesehatan mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Baca Juga: Tiga Langkah Baru Tekan Kematian Ibu dan Anak

Penulis: Candra Gunawan

Pos terkait