Batam Pilih Berbenah daripada Bersaing dengan KEK Johor-Singapura

UMK Batam 2025
Pekerja di industri elektronik, Batam. Foto: istimewa

BATAM (gokepri) – Batam berada di tengah kepungan kawasan ekonomi khusus negara tetangga. Kehadiran SEZ Johor-Singapura menuntut Batam untuk berinovasi dan memperkuat kolaborasi agar tidak tertinggal dalam persaingan regional dan tetap dilirik investor.

Wali Kota Batam terpilih Amsakar Achmad menyikapi kehadiran Kawasan Ekonomi Khusus atau SEZ Johor-Singapura dengan positif. Ia menekankan pentingnya peningkatan pelayanan dan penguatan sinergi antar pelaku usaha untuk menarik investor.

Kehadiran Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Johor-Singapura dinilai sebagai tantangan bagi Batam. Alih-alih terpaku pada persaingan, Amsakar memilih Batam fokus berbenah diri dan meningkatkan daya tarik investasi.

Ia mengatakan daripada meributkan siapa yang meniru konsep KEK, lebih baik Indonesia fokus pada upaya menarik investor. “Ini bagus karena akan membuat kita memberikan yang terbaik. Ini akan memotivasi dunia usaha di Batam sehingga ada peningkatan di sisi pelayanan kita. Di sisi lain, kita bisa membangun kemitraan juga bersama negara sahabat kita,” kata Amsakar belum lama ini.

Menurut Amsakar, semangat untuk memberikan yang terbaik bagi dunia usaha di Batam akan mendorong peningkatan pelayanan serta penguatan sinergi antar pelaku usaha. “Apapun kebijakan yang diambil akan lebih merangsang kita untuk all out lagi. Kebijakan yang diambil pasti membangun kebijakan yang lebih sehat,” katanya.

Amsakar menambahkan, kebijakan yang ada seharusnya mendukung pembangunan sinergi antar negara dan wilayah, termasuk Batam, Singapura, dan Malaysia. Ia percaya, dengan memperkuat kemitraan, akan tercipta iklim usaha yang lebih solid yang pada gilirannya akan memperkuat daya saing kawasan tersebut di tingkat regional.

“Kebijakan yang diambil pasti membangun kebijakan yang lebih sehat. Kawan-kawan kita di Singapura dan Malaysia pasti akan membangun sinergitas satu sama lain,” katanya.

pan usung amsakar li claudia
Amsakar Achmad saat siniar dengan gokepri. Foto: gokepri

Dalam menghadapi dinamika ekonomi global, Amsakar mengajak semua pihak untuk bersama-sama mewujudkan kemajuan. “Kita harus saling mendukung untuk membangun kebijakan yang lebih sehat dan memperkuat sinergitas antar negara,” tambahnya.

Hal ini penting, terutama dengan perkembangan kawasan ekonomi Johor-Singapura yang semakin kompetitif. Amsakar optimistis, dengan bekerja sama dan memperkuat hubungan antarnegara, Batam dapat bersaing dan berkembang lebih pesat dalam perekonomian global.

Sementara Badan Pengusahaan (BP) Batam menegaskan akan menyikapi kehadiran SEZ Singapura-Johor dengan serius. Mereka justru melihat persaingan ini sebagai peluang untuk menciptakan potensi ekonomi baru dan mendorong pengembangan wilayah secara lebih optimal.

“BP Batam memandang hal ini sebagai peluang strategis untuk menciptakan potensi ekonomi baru yang dapat mendorong pengembangan wilayah secara lebih optimal,” ujar Kepala Biro Humas, Promosi, dan Protokol BP Batam, Ariastuty Sirait dalam siaran pers pada Kamis, 16 Januari 2025.

Menurut Ariastuty, persaingan ini memotivasi BP Batam untuk terus meningkatkan daya saing KEK. Langkah-langkah yang disiapkan meliputi penguatan infrastruktur, penyempurnaan kebijakan, dan kolaborasi strategis dengan berbagai pihak untuk menarik lebih banyak investasi.

Saat ini, BP Batam mengelola tiga KEK: KEK Nongsa dan KEK Batam Aero Technic (BAT) yang diresmikan pada 2021, serta KEK Pariwisata Kesehatan Internasional Batam yang diresmikan pada 2024.

“Selain itu, kami mendorong diversifikasi industri melalui KEK agar Batam fokus pada sektor-sektor strategis dengan potensi pertumbuhan ekonomi tinggi, seperti animasi, kesehatan, ekonomi kreatif, teknologi, logistik, dan energi terbarukan,” jelas Ariastuty. “Promosi dan branding internasional pun terus kami gencarkan, baik melalui pameran, forum investasi, maupun forum bilateral, untuk memperkuat citra Batam sebagai destinasi investasi yang unggul,” pungkasnya.

Alarm bagi Indonesia

BP Batam Johor-Singapura
Jembatan I Barelang, Batam. Foto: BP Batam

Kawasan Ekonomi Khusus Johor-Singapura atau SEZ-JS dinilai Dewan Ekonomi Nasional (DEN) sebagai alarm bagi Indonesia. Daya saing 24 KEK di dalam negeri perlu dievaluasi agar tidak kalah menarik di mata investor.

Wakil Ketua DEN, Mari Elka Pangestu, mengatakan KEK Johor-Singapura diluncurkan dengan berbagai insentif untuk menarik investasi asing. Ia mengingatkan, pembentukan KEK ini secara langsung meningkatkan persaingan bagi KEK-KEK di Indonesia.

“Ini wake up call bagi kita untuk benar-benar memastikan kebijakan KEK di bidang industri maupun bidang lainnya. Kita harus cermati apakah insentif yang ditawarkan sudah baik dan comparable dengan apa yang ditawarkan Malaysia dan Singapura,” katanya, dikutip dari DDTC, portal berita perpajakan, pada Kamis, 16 Januari 2025.

Mari Elka menjelaskan KEK Johor-Singapura sebenarnya bukan hal baru. Pada era 1990-an, Indonesia bersama Malaysia dan Singapura pernah membentuk Segitiga Pertumbuhan SIJORI yang mencakup Singapura, Johor, dan Kepulauan Riau.

Melalui KEK Johor-Singapura, Malaysia dan Singapura bekerja sama untuk menarik lebih banyak investasi. Meski begitu, Indonesia tetap memiliki keunggulan yang bisa menjadi daya tarik investasi, terutama yang berkaitan dengan sumber daya alam dan tenaga kerja.

Ia menjelaskan, insentif fiskal memang menjadi pertimbangan investor dalam menentukan tujuan investasi. Namun, berbagai kemudahan nonfiskal juga turut menentukan. “Kita harus lebih agresif dalam mencari investor yang mau masuk dengan membawa supply chain-nya,” ujarnya.

Sementara itu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai inisiatif Malaysia tersebut meniru keberhasilan Indonesia dalam membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Namun, di balik potensi manfaat regional, JS-SEZ juga menghadirkan tantangan baru bagi Indonesia dalam menarik investasi.

“Mereka melihat kita sudah membangun beberapa KEK, terutama Malaysia melihat itu sebagai salah satu keberhasilan Indonesia mengembangkan kritikal mineral,” kata Airlangga, Senin, 13 Januari 2025. “Mereka ingin meniru untuk bidang inovasi digital, termasuk kecerdasan buatan (AI), cloud computing, dan lain-lain.”

Airlangga menilai Indonesia tidak bisa melarang negara lain meniru kebijakan. Kuncinya, kata dia, Indonesia harus siap bersaing. “Ancaman ada di mana-mana, tapi kita harus bersaing, itu saja kuncinya,” ujarnya.

Zona Ekonomi Johor-Singapura

JS SEZ Singapura Johor
Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong dan PM Malaysia Anwar Ibrahim saat mengesahkan kesepakatan terkait Zona Ekonomi Khusus Johor-Singapura pada 7 Januari. FOTO STRAITS TIMES: AZMI ATHNI

Singapura dan Malaysia resmi menandatangani perjanjian pembentukan JS-SEZ pada pertemuan puncak pemimpin kedua negara ke-11 atau Leaders’ Retreat di Putrajaya, Malaysia, Selasa, 7 Januari 2025. Perdana Menteri Singapura, Lawrence Wong, dan Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, hadir dalam seremoni tersebut.

Wong menegaskan JS-SEZ bertujuan menciptakan lapangan kerja dan memperluas peluang ekonomi bagi masyarakat kedua negara, serta menarik investasi global melalui kekuatan komplementer kedua negara. Anwar Ibrahim menyoroti keunikan inisiatif ini dan menekankan stabilitas politik serta kebijakan ekonomi yang jelas di kedua negara sebagai daya tarik bagi investor.

JS-SEZ, yang pertama kali diumumkan pada Oktober 2023, dirancang untuk mempermudah pergerakan barang dan orang antara Johor dan Singapura.

Malaysia telah mengumumkan serangkaian insentif pajak untuk memikat investor ke KEK Johor-Singapura. Pemangkasan pajak menjadi andalan utama, salah satunya tarif khusus 5 persen bagi perusahaan yang berinvestasi di sektor bernilai tinggi.

Kementerian Keuangan Malaysia dan Pemerintah Negara Bagian Johor, dalam pernyataan bersama pada 8 Januari 2025, menyebutkan tarif 5 persen ini berlaku selama 15 tahun. Insentif ini menyasar perusahaan di bidang manufaktur dan jasa tertentu. Rantai pasok kecerdasan buatan (AI) dan komputasi kuantum, perangkat medis, serta manufaktur kedirgantaraan, menjadi prioritas.

Tak hanya perusahaan, pekerja terampil di JS-SEZ pun mendapat insentif. Mereka akan dikenai pajak penghasilan 15 persen selama 10 tahun. Semua insentif ini berlaku surut sejak 1 Januari. Pemerintah Johor juga memangkas bea hiburan sejak awal tahun.

JS-SEZ membentang seluas 3.571 kilometer persegi di selatan Johor, dari pantai timur hingga barat. Wilayah yang empat kali lebih luas dari Singapura ini terbagi dalam sembilan zona unggulan: Pusat Kota Johor Bahru, Iskandar Puteri, Forest City, Kompleks Minyak Terpadu Pengerang, Tanjung Pelepas-Tanjung Bin, Pasir Gudang, Senai-Skudai, Sedenak, dan Desaru.

Pada 2030, JS-SEZ diproyeksikan memberikan kontribusi 117,1 miliar ringgit per tahun bagi perekonomian Malaysia dan menciptakan 20 ribu lapangan kerja terampil melalui 100 proyek.

Baca Juga:
Perjanjian Johor-Singapura SEZ Diteken, Mesin Ekonomi Baru Tarik Investor Global

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Pos terkait