Batam Bakal Jadi Destinasi Wisata Medis dengan KEK Baru

KEK Kesehatan batam
Sidang Dewan Nasional KEK yang diadakan di Jakarta pada Rabu, 29 Mei. Foto: BP Batam

Batam (gokepri) – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, memberikan lampu hijau untuk pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Kesehatan Internasional Batam.

Hal ini diumumkan dalam Sidang Dewan Nasional KEK yang diadakan di Jakarta pada Rabu (29/5). Penetapan KEK Pariwisata Kesehatan Internasional Batam menandakan bahwa kota ini telah memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus. KEK Pariwisata Kesehatan Internasional Batam akan bersinergi dengan dua KEK lainnya, yaitu KEK Bumi Serpong Damai di Banten dan KEK Morowali di Sulawesi Tengah.

Baca Juga:

Wakil Kepala BP Batam, Purwiyanto, menyambut baik persetujuan ini. Dia mengungkapkan KEK ini telah menjadi perhatian utama BP Batam selama beberapa tahun terakhir. “Kami mendapat target dari Kemenko Perekonomian bahwa investasi harus ada dan terealisasi dalam setahun,” ujar Purwiyanto.

Dengan target investasi sebesar Rp6,91 triliun hingga tahun 2032, KEK ini diproyeksikan akan menciptakan lapangan kerja bagi 105.406 orang selama 80 tahun. KEK ini akan dibangun di atas lahan seluas 47,17 hektare, terbagi menjadi dua wilayah: Sekupang (23,10 hektare) dan Nongsa (24,08 hektare).

Di Sekupang, fokus utama adalah pada kegiatan kesehatan, dengan rencana pembangunan Rumah Sakit Internasional (Mayapada Apollo Batam International Hospital), Nursing Academy International, MedTech Park, MICE (Meetings, Incentive, Convention & Exhibition), Perumahan Dokter, Dormitory, Hotel & Retail.

Sementara di Nongsa, fokus utama adalah pada kegiatan pariwisata, dengan rencana pembangunan Retirement Village & Clinic, Cottages, Bungalow, dan Motel untuk wisatawan, pasien, dan keluarga pendamping.

Lokasi strategis Batam, berdekatan dengan Singapura dan Malaysia, menjadi salah satu faktor pendorong pengembangan KEK ini. Diharapkan KEK ini dapat menarik wisatawan medis yang sebelumnya memilih Singapura atau Malaysia untuk berobat di Batam.

Hal itu juga yang akan menjadi salah satu alasan mengapa wisata medis perlu dibangun.

Tercatat 2 juta wisatawan medis asal Indonesia yang berobat ke luar negeri, sebanyak 1,5 jutanya memilih pelayanan medis di Malaysia dan Singapura.

Ditargetkan dari 2 juta wisatawan medis yang berobat ke luar negeri setiap tahunnya, KEK Pariwisata Kesehatan Internasional Batam akan menyerap pasien sebanyak 2 persen atau sekitar 40.000 jiwa.

Sehingga tujuan untuk merebut market pasien yang berobat ke Singapura dan Malaysia untuk berobat ke Batam dapat tercapai.

Johanes Tahir, President Commissioner Mayapada Healthcare, menyatakan komitmennya untuk membangun dan mengembangkan KEK Kesehatan Internasional Batam. “Ini bukanlah akhir, melainkan permulaan kami untuk bisa merealisasikan janji dan komitmen kami,” kata Johanes.

Pembangunan KEK ini ditargetkan untuk menghasilkan investasi sebesar Rp 3,3 triliun dan menciptakan 19.740 lapangan kerja dalam 5 tahun pertama.

Sidang Dewan Nasional KEK selanjutnya akan merekomendasikan penetapan KEK ini kepada Presiden melalui Peraturan Pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain diĀ Google News

Pos terkait