JAKARTA (gokepri) – Air minum dalam kemasan galon isi ulang tak hanya praktis, tapi juga punya peran besar dalam keberlanjutan lingkungan. Namun, pernahkah terlintas bagaimana galon-galon ini disterilkan secara menyeluruh?
Menurut Hermawan Seftiono dari Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI), kemasan galon polikarbonat aman untuk air minum karena terbuat dari senyawa polimer yang stabil. Hermawan menegaskan, pabrik Air Minum dalam Kemasan (AMDK) memiliki standar tinggi untuk memastikan galon steril dan bersih sebelum diisi kembali.
Prosesnya tidak sembarangan, galon-galon melalui beberapa tahapan ketat:
* Pembersihan awal: Galon dicuci secara mekanis dengan sikat khusus untuk menghilangkan kotoran dari bagian dalam dan luar.
* Sterilisasi dengan suhu tinggi: Galon dicuci menggunakan air panas dan deterjen food grade untuk membunuh mikroorganisme secara efektif.
* Pembilasan total: Galon dibilas dengan air murni bertekanan tinggi untuk memastikan tidak ada residu deterjen yang tersisa.
* Disinfeksi akhir: Galon disterilisasi lebih lanjut menggunakan sinar UV atau ozonisasi, langkah ini memusnahkan kuman dan mikroorganisme yang tidak terlihat.
Semua proses ini berjalan secara otomatis, tertutup, dan ramah lingkungan. Setelah bersih, galon melewati tahap inspeksi. Galon diperiksa satu per satu untuk mendeteksi keretakan atau kerusakan. Jika ada yang tidak memenuhi standar, galon-galon ini dipisahkan untuk didaur ulang. Prosedur ketat ini menjamin keamanan galon isi ulang.
Selain aman, galon polikarbonat juga unggul karena tahan panas hingga 150 derajat Celsius, tidak mudah pecah, dan ringan namun kuat.
Menurut Nugraha Edhi Suyatma, Dosen dan Peneliti Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB, densitas polikarbonat yang rendah membuat galon lebih ringan dibanding kemasan lain dengan bentuk, ukuran, dan ketebalan yang sama.
Penggunaan galon isi ulang juga mendukung upaya pelestarian lingkungan. Nugraha menjelaskan, satu galon isi ulang dapat menggantikan 200 hingga 300 botol plastik sekali pakai setiap tahunnya. Dengan jutaan galon beredar di Indonesia, penggunaannya membantu mengurangi sampah plastik dalam jumlah besar.
Nugraha juga menambahkan, banyak penelitian yang mengkaji potensi paparan Bisphenol A (BPA) pada kemasan, seperti botol susu dan makanan kaleng. BPA akan bereaksi lebih cepat pada produk yang mengandung lemak atau saat dipanaskan.
“Belum ada penelitian yang menyatakan BPA pada galon polikarbonat berbahaya,” ujar Nugraha. Air minum sendiri merupakan medium yang tidak mudah bereaksi dengan BPA. Selain itu, setiap negara memiliki ambang batas untuk menjamin keamanan kemasan produk. ANTARA
Baca Juga: BSN Pastikan Air dalam Galon Polikarbonat Ber-SNI Aman Dikonsumsi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News