Warga Batam Banyak Pilih SIM Nembak daripada Ikuti Tes, Alasannya Susah Lulus

SIM Nembak di Batam
Suasana tes pembuatan SIM di Polresta Barelang, Kamis (19/9/2024). Foto: Gokepri.com/Engesti

BATAM (gokepri.com) – Sejumlah warga Batam memilih cara “nembak” demi mendapatkan Surat Izin Mengemudi (SIM) dibandingkan mengikuti tes resmi. Mereka merasa proses yang diperlukan untuk mendapatkan SIM rumit dan memakan waktu lama.

Seperti yang dialami oleh Andri warga Sagulung. Ia mengaku sudah berulang kali gagal dalam mengikuti ujian tes SIM di Polresta Barelang.

Bacaan Lainnya

“Ini sudah dua kali Ikut tes tapi tetap gagal. Banyak waktu dan uang yang terbuang. Mending nembak aja biar cepat selesai,” kata dia, di Polresta Barelang Kamis 19 September 2024.

Baca Juga: Dianggap Terlalu Sulit, Kapolri Minta Ujian Pembuatan SIM Dievaluasi

Menurut dia, mengikuti ujian tes SIM langsung di Polres setempat sangat sulit walaupun menurutnya ia sudah mengikuti semua prosedurnya. Andri juga menduga, penguji sengaja tidak meluluskan beberapa peserta ujian SIM agar dapat menggunakan jasa tembak SIM.

“Banyak yang gagal bahkan ada yang sampai empat kali. Akhirnya nembak juga sehari selesai,” kata dia.

Ia mengatakan biaya yang dikeluarkan untuk mengikuti ujian tes SIM secara langsung dengan menembak tidak jauh berbeda. Bahkan kalau dinilai segi ekonomis nembak SIM bisa jadi pilihan.

“Jadi untuk buat SIM A itu ada administrasi termasuk surat keterangan sehat jamani dan surat keterangan psikologi. Surat itu harus didapat dari klinik khusus yang ada di Polres tidak bisa di tempat lain. Biaya untuk satu surat sehat jasmani itu Rp100 ribu sementara surat psikologi Rp80 ribu. Belum lagi kalau lulus bayar lagi Rp120 ribu,” kata dia.

Ia juga mengatakan jika tak lulus tes, surat-surat itu hanya berlaku dua minggu. Jika lewat dari waktu tersebut maka harus mengurus lagi.

“Belum lagi biaya makan ini itu. Rp500 ribu tidak kemana mending nembak tinggal duduk santai di rumah,” kata dia.

Warga lainnya Wahyu juga mengungkapkan hal yang sama, kata dia, proses pengurusan SIM di Polresta Barelang dianggap rumit dan memakan waktu, pihaknya lebih memilih membayar lebih dibanding mengikuti prosedur.

“Nembak aja mas. Ikut aturan lama,” kata dia.

Kasat lantas Polresta Barelang, Kompol Cut Amelia mengatakan proses pembuatan SIM mengacu pada aturan Korlantas polri. Peserta akan memenuhi persyaratan untuk selanjutnya mengikuti ujian baik teori maupun praktik.

“Untuk peserta yang belum dapat lulus, akan diberikan kesempatan untuk ujian kembali sampai yang bersangkutan memiliki kompetisi,” kata dia.

Adapun untuk penggunaan surat keterangan kesehatan jasmani dan psikologi dapat digunakan dua kali. Di samping itu, Satlantas juga menyediakan les atau bimbel ujian SIM gratis bagi warga yang akan membuat SIM.

“Jadi kami ada bimbelnya sebelum ujian dan itu gratis,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Pos terkait