Batam (gokepri.com) – Rencana pemerintah untuk membangun rumah sakit khusus yang menangani pasien terjangkit virus corona di Pulau Galang mendapat penolakan warga. Penolakan itu terungkap saat sosialisasi yang digelar Pemko Batam di kantor Camat Galang, Kamis (5/3/2020).
Dalam sosialisasi tersebut, Ketua Ikatan Keluarga Rempang Galang, Herman menyesalkan kegiatan sosialisasi yang dilakukan belakangan ini. Karena seolah warga tidak dilibatkan
saat awal-awal rencana pembangunan rumah sakit khusus corona di Pulau Galang.
“Seharusnya sosialisasi ini sebelum bapak panglima turun, tapi ini panglima turun, sudah tentukan tempat, baru kami dikumpulkan. Seoalah-olah kami ini tidak punya tuan,”
katanya.
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto sempat meninjau lokasi calon rumah sakit yang berlokasi di eks camp Vietnam, Pulau Galang, pada Rabu (4/4/2020). Panglima meninjau lokasi
bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.
Herman menegaskan, pada intinya masyarakat menolak rencana pemerintah untuk membangun rumah sakit di Pulau Galang, Kota Batam. Sebab dinilai sangat membahayakan bagi kesehatan warga sekitar.
“Mungkin Bapak/Ibu yang ada di depan ini, habis tugas, balik ke kampung Bapak/Ibu masing-masing. Tapi kami mau balik kemana? Ini kampung kami, kami lahir disini. Ini yang menjadi kerisauan kami,” tegasnya.
Saat ini rencana pembangunan rumah sakit terintegrasi khusus virus corona di Pulau Galang tinggal menunggu persetujuan Presiden Jokowi. Pulau Galang dipiih sebagai calon kuat lokasi rumah sakit yang akan memiliki 50 ruang isolasi dan menampung 1.000 pasien, karena dinilai strategis, jauh dari permukiman warga sehingga tidak ada risiko penularan.
Selain itu, lokasi setempat didukung oleh Bandara Hang Nadim. Pesawat berbadan lebar dapat mendarat di bandara tersebut. Jarak tempuh dari bandara ke lokasi memakan waktu 15 menit. Dengan demikian, apabila ada warga Indonesia yang terinfeksi dan datang dari luar negeri atau dalam negeri bisa langsung menuju ke Pulau Galang. (nana)