
Batam (gokepri.com) – Ratusan muslim Batam melaksanakan salat istisqa di halaman kantor Badan Pengusahaan (BP) Batam, Jumat (6/3/2020). Salat ini dilaksanakan untuk memohon turunnya hujan kepada Allah SWT, menyusul krisis air dan kemarau panjang yang terjadi di Batam.
Krisis air dan kemarau panjang ini berdampak pada menyusutnya volume air baku di Waduk Duriangkang hingga minus 3,05 meter dari permukaan. Padahal waduk ini memenuhi kebutuhan air 80 persen warga Batam atau sekira 228.900 pelanggan.
Anggota Bidang Pengusahaan BP Batam, Syahril Japarin mengatakan, selain warga muslim Batam, para pegawai muslim BP Batam juga ikut melaksanakan salat istisqa. BP Batam menghadirkan ulama untuk membimbing dalam menjalankan salat istisqa ini.
“Harapan kita bisa turun hujan di Batam,” ujar Syahril.
Dalam khutbahnya, Khatib salat istisqa Ustad Abu Humairoh menjelaskan pentingnya air bagi sumber kehidupan. Karena, ketika suatu daerah tidak ada air, maka semua akan mati.
“Inti salat istisqa ini adalah doa. Untuk itu mari kita angkat tangan tinggi-tinggi untuk berdoa kepada Allah,” ajaknya.
Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol BP Batam Dendi Gustinandar, mengatakan, musim kemarau di Batam menyebabkan volume air pada waduk-waduk menyusut. Bahkan penyusutan di sejumlah waduk di Batam hampir mencapai batas maksimum.
“Hujan tak kunjung turun hingga awal Maret ini,” ujarnya.
Selain di halaman kantor BP Batam, salat istisqa juga digelar halaman kantor Kementerian Agama Kota Batam, kemarin. Pelaksanaan salat istisqa diikuti para pegawai dan honorer muslim di lingkungan Kementerian Agama Kota Batam, termasuk Madrasah Negeri dan USB, Kantor Urusan Agama (KUA), Pengawas, dan Penyuluh PNS/PAH. Bertindak selaku Imam adalah Ridho Amir Al Hafizh dan Khatib Ahmad Jamzuri Saud Al Hafizh.
“Tidak diturunkannya hujan merupakan ujian bagi kita. Untuk itu, perbanyak bersyukur dan bermohon kepada Allah SWT agar kita semua selalu diberi kemudahan dalam perjalanan hidup ini, diberi perlindungan, dan mendapatkan petunjuk menuju jalan yang penuh dengan keberkahan,” ujar Kasi Bimas Islam Kemenag Kota Batam Muhammad Dirham.
Sementara itu akibat penyusutan air baku, PT Adhya Tirta Batam (ATB) selaku penanggungjawab pengolahan air akan melakukan penggiliran (Rationing) di waduk Duriangkang. Pengolahan air baku di waduk ini melalui tiga Instalasi Pengolahan Air (IPA). Yakni IPA Duriangkang dengan kapasitas 2.200 liter per detik, IPA Tanjungpiayu dengan kapasitas 200 liter per detik, dan IPA Mukakuning dengan kapasitas 300 liter per detik.
Manajer ATB Maria mengatakan jika pihaknya akan memberlakukan operasional bergilir untuk penyaluran air. Mulai 15 Maret, akan berlaku skenario 2-5. Artinya, operasional di waduk Duriangkang akan berhenti selama 2 hari, dan akan berjalan seperti biasa selama 5 hari dalam seminggu. Hal ini akan berdampak ke 228.900 pelanggan yang dilayani melalui waduk tersebut baik pelanggan domestik, pelanggan industri dan pelanggan komersil.
Adapun daerah yang akan terdampak penggiliran, meliputi Tanjungpiayu, Mukakuning, Sagulung, Batuaji, Tanjunguncang, Marina, Batam Centre, Nagoya, Jodoh, Bengkong, Batuampar, Kabil, Punggur dan sekitarnya. (wan)