Kisah Kelahiran Nabi Muhammad SAW Menggema di Desa Penarah Karimun

Habib Muhammad bin Muhdhor Al Atthos menjadi penceramah kegiatan Maulid Nabi Muhammad di Desa Penarah.

Karimun (gokepri.com) – Masyarakat Desa Penarah, Kecamatan Belat melaksanakan kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW pada Selasa, 19 September 2023 malam.

Kegiatan Maulid Nabi yang dilaksanakan di lapangan bola voli Desa Penarah dibuka Sekda Karimun, Muhammad Firmansyah.

Kepala Desa Penarah, Abdul Rahman mengatakan, pihaknya sengaja mendatangkan penceramah dari Samarinda, Kalimantan Timur yakni  Habib Muhammad bin Muhdhor Al Atthos.

“Alhamdulillah, penceramah kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW adalah Habib Muhammad bin Muhdhor Al Atthos,” ujar Rahman.

Dalam ceramahnya, Habib Muhammad bin Muhdhor Al Atthos menceritakan tentang kelahiran Nabi Muhammad SAW dan siapa yang melahirkan nabi.

“Maulud itu bercerita tentang kelahiran, sementara maulid menceritakan siapa yang melahirkan,” ujar Habib.

Dikatakan, ayah Nabi Muhammad yang bernama Abdullah seorang yang ganteng dan memiliki postur tubuh gagah.

Sehingga, tak heran banyak perempuan yang menginginkan menjadi istri Abdullah.

“Kenapa demikian? karena dalam tubuh Abdullah terdapat nur Nabi Muhammad,” jelasnya.

Singkat cerita, Abdullah menikah dengan Siti Aminah yang berasal dari Abwa sebuah negeri kecil di Jazirah Arab.

Aminah merupakan seorang perempuan yang tidak dikenal orang karena tidak pernah keluar rumah.

Menikahnya Abdullah dengan Aminah membuat para wanita Arab terkejut, bahkan ada sakit hingga meninggal.

Usai menikah, Nur yang Abdullah berpindah ke Siti Aminah.

Hingga Aminah mengandung Rasulullah banyak didatangi oleh para Anbiya.

“Selamat kepada Aminah karena engkau telah mengandung seorang nabi dari para nabi Allah,” sebut para Anbiya yang mendatanginya sebagaiman disampaikan Habib.

Selama mengandung, Aminah tidak pernah merasa terbebani.

Bahkan, sampai masanya melahirkan Rasulullah, Aminah tidak merasakan sakit ketika melahirkan Nabi Muhammad.

Kelahiran Nabi Muhammad disambut dengan suka cita oleh kakeknya Abdul Muthalib.

Sehingga, nama Muhammad pun diberi oleh Abdul Muthalib yang saat itu menjadi pemimpin Suku Quraisy.

Kegiatan Maulid Nabi Besar Muhammad tersebut dihadiri ratusan masyarakat Desa Penarah dan Pulau Belat pada umumnya.

Penulis: Ilfitra

Pos terkait