KH Muhammad Idrus Ramli Tausiah Agama di Masjid Miftahul Jannah Karimun

KH Muhammad Idrus Ramli memberikan tausiyah agama di Masjid Miftahul Jannah yang dihadiri Sekda Karimun, Muhammad Firmansyah. (Ilfitra/gokepri.com)

Karimun (gokepri.com) – KH Muhammad Idrus Ramli, ulama asal Jember, Jawa Timur menjadi penceramah dalam tabligh akbar di Masjid Miftahul Janah di kawasan Kapling, Kecamatan, Jumat 28 Juni 2024 malam.

Tausiah agama yang disampaikan ulama yang dikenal faksi konservatif dalam tubuh Nahdlatul Ulama itu disampaikan puluhan jamaah Masjid Miftahul Janah usai shalat Isya.

Kegiatan itu dihadiri Sekretaris Daerah Karimun, H Muhammad Firmansyah, Ketua MUI Kabupaten Karimun H Afrizal, Sekcam Tebing Mukhtisar dan masyarakat Karimun pada umumnya.

Dalam tausiyahnya, Sang Kiyai mengupas tentang dampak buruk dari pengaruh handphone.

Kata Kiyai, keberadaan handphone banyak mempengaruhi kehidupan manusia khususnya umat muslim.

KH Muhammad Idrus Ramli foto bersama Sekda Karimun, Muhammad Firmansyah dan jamaah Masjid Miftahul Jannah. (Ilfitra/gokepri.com)

“Salah satu penyebab perceraian suami istri itu adalah karna pengaruh handphone,” ujar Kiyai yang aktif dalam Lembaga Bahtsul Masa’il Nahdlatul Ulama di Pasuruan, Jember ini.

Idrus Ramli juga menceritakan bagaimana pengalamannya berdakwah di Negeri Paman Sam.

“Saya tiga minggu dakwah di Amerika dan satu minggu di Kanada. Jadi, perbedaan antara umat muslim asal Indonesia dengan India dalam hal ini Pakistan dan Bangladesh itu jauh sekali,” ungkapnya.

Dia mencontohkan dalam hal bersedekah, umat muslim asal India tidak pernah perhitungan saat mau bersedekah.

“Tapi kalau orang Indonesia harus istikarah duku, artinya harus milih-milih dulu (uang mana yang mau disedekahkan),” kata Idrus disambut tawa para jamaah.

Dalam kesempatan itu, Kiyai Idrus juga mengupas tentang paham Wahabi, Salafi, Suni dan Syiah.

“Ada beberapa cara agar orang Wahabi tidak mau masuk ke masjid kita, salah satunya adalah dengan membuat makam di sekitar masjid. Bisa jadi makam beneran dan bisa juga cuma nisan doang. Kan orang Wahabi paling tak suka sama kuburan,” pungkasnya.

Penulis: Ilfitra

Pos terkait