Batam (gokepri.com) – Sepanjang Januari hingga September 2024, Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat (Dinsos PM) Kota Batam telah memulangkan 89 orang terlantar ke daerahnya masing-masing.
Pelaksana Teknis (Plt.) Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinsos PM Addi Harnus, pemulangan paling banyak dilakukan pada bulan Agustus dengan tujuan utama ke Tanjung Balai Asahan, Sumatera Utara, Kota Medan dan Jawa Timur.
Pemulangan ini dilakukan kepada orang terlantar yang masih dalam jangkauan Dinsos PM dan tidak berasal dari Batam.
Baca Juga: Dinsos Anggarkan Rp1 Miliar untuk Urus Gelandangan di Batam
“Untuk tahun ini, sesuai dengan data kumulatif ada 89,” ujarnya.
Addi menjelaskan di bidang Rehabilitasi Sosial terdapat dua kategori utama dalam penanganan orang terlantar, yaitu rujukan dan penjangkauan.
Rujukan ini adalah orang yang bersangkuan datang langsung ke kantor dinas, biasanya mereka kehabisan uang atau ingin pulang kampung karena alasan ekonomi.
“Kami bantu mereka pulang. Sedangkan penjangkauan adalah tindakan penertiban yang dilakukan oleh tim reaksi cepat (TRC) terhadap orang-orang yang terlihat di jalanan, terlantar atau orang dengan gangguan jiwa,” ungkap Addi.
Tim TRC yang terdiri dari 14 personel dengan dua mobil patroli, bertugas untuk melakukan penertiban di seluruh wilayah Kota Batam.
Penertiban tersebut mencakup penangkapan para pelanggar di jalanan, serta memberi imbauan agar tidak mengemis di lampu merah.
“Kami beri pengarahan dulu, jadi kami buatkan perjanjian yang ditandatangani, jika setelah itu mereka ditangkap lagi, mereka akan dicatat dalam database dan dipulangkan ke kampung halamannya,” katanya.
Pemulangan orang terlantar dari luar Batam dilakukan oleh Dinsos PM lakukan sebagai upaya mengurangi gelandangan dan pelanggaran di lalu lintas yang mengganggu aktivitas masyarakat. ANTARA
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
