Gambaran Industri Keuangan di Kepri, Ekonomi Terjaga dan Risiko Perbankan Dipantau

industri keuangan di kepri
Kepala OJK Kepri Sinar Danandjaya. GOKEPRI/Engesti Fedro

BINTAN (gokepri) – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kepulauan Riau mencatat sektor jasa keuangan di provinsi ini tetap stabil dengan permodalan yang kuat dan likuiditas yang memadai. Investor pasar modal pun terus bertambah.

Stabilitas ini, menurut Kepala OJK Kepri Sinar Danandyaja, menjadi salah satu penopang pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau yang tercatat sebesar 4,90 persen pada triwulan kedua 2024.

Bacaan Lainnya

Pertumbuhan ekonomi di Kepri, ujar Sinar, disokong oleh sejumlah sektor kunci seperti industri pengolahan, konstruksi, administrasi pemerintahan, dan jasa keuangan. “Masing-masing sektor tumbuh dengan kontribusi signifikan, mulai dari 5,16 persen untuk industri pengolahan hingga 0,28 persen untuk jasa keuangan,” katanya, Kamis, 29 Agustus 2024.

Namun, tidak hanya stabilitas ekonomi yang menjadi sorotan. Jumlah investor bursa saham di Kepulauan Riau juga menunjukkan peningkatan yang signifikan. Per Juli 2024, tercatat ada 130.714 investor di Kepri yang berpartisipasi dalam pasar modal, dengan lima emiten berhasil mengumpulkan dana atau fund raised sebesar Rp541,2 miliar.

Sinar menggarisbawahi bahwa peningkatan ini bukanlah kebetulan. Faktor-faktor seperti akses yang lebih mudah ke layanan keuangan digital, promosi investasi yang agresif dari pemerintah daerah, serta stabilitas ekonomi regional yang terjaga, semuanya berperan penting. “Kepri kini semakin menarik di mata para investor, baik lokal maupun asing,” ujarnya.

Baca: Perusahaan Properti asal Batam Ancang-ancang Melantai di Bursa, Sahamnya Banyak Diincar

Pada Agustus 2024, OJK bersama Bursa Efek Indonesia (BEI) menggelar Go Public Seminar, mengundang perusahaan-perusahaan di Kepri untuk mengenal lebih dalam tentang pasar modal dan memanfaatkan potensi pendanaan melalui Initial Public Offering (IPO). “Kami ingin mendorong perusahaan potensial untuk memanfaatkan pendanaan di pasar modal Indonesia guna mendukung ekspansi usaha mereka ke depan,” tutur Sinar.

Meski begitu, performa perbankan di wilayah ini tetap menjadi perhatian. Fungsi intermediasi bank umum terus mengalami peningkatan dengan penyaluran kredit yang tumbuh 9,09 persen yoy, mencapai Rp51,29 triliun pada Juni 2024. Kredit produktif mencatat pertumbuhan tertinggi, yakni 9,12 persen, diikuti oleh kredit konsumtif yang tumbuh 9,04 persen.

Namun, di tengah peningkatan ini, tantangan besar tetap ada. Kualitas kredit perbankan di Kepri memperlihatkan angka NPL gross sebesar 3,84 persen, jauh di atas rata-rata nasional yang berada di angka 2,26 persen. “Ini menjadi pekerjaan rumah besar bagi perbankan di Kepri,” kata Sinar. Ia meminta bank umum untuk memperketat manajemen risiko kredit dari tahap permohonan hingga penyelesaian kredit bermasalah.

Baca: Lagi, Properti asal Batam Melantai di Bursa Efek

Tak hanya bank umum, sektor Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) juga menunjukkan performa yang cukup solid. Pada Juni 2024, total aset BPRS tumbuh 20,02 persen yoy menjadi Rp11,12 triliun, dengan penyaluran kredit yang meningkat 22,80 persen menjadi Rp8,57 triliun. Dana Pihak Ketiga (DPK) juga naik 19,24 persen yoy, mencapai Rp8,87 triliun.

Sinar berharap, melalui media gathering yang digelar, informasi mengenai edukasi dan literasi keuangan dapat semakin tersebar luas di masyarakat. “Literasi keuangan yang baik adalah fondasi untuk membangun ekonomi yang lebih kokoh,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Penulis: Engesti Fedro

Pos terkait