KARIMUN (gokepri.com) – Pasangan calon bupati dan wakil bupati Karimun, Firmansyah-Ery Suandi dinilai berbagai kalangan sebagai pasangan ideal.
Keduanya, merupakan perpaduan antara seorang birokrat senior dan politisi humble.
Muhammad Firmansyah merupakan seorang birokrat senior di Pemkab Karimun dengan jabatan terakhir sebagai Sekretaris Daerah. Namun, karena maju dalam politik praktis, Firmansyah memutuskan mundur dari ASN.
Sedangkan, Ery Suandi adalah anggota DPRD Kepri terpilih untuk periode 2024-2029 dari Partai PDI Perjuangan dapil Karimun. Namun dirinya juga menyatakan mundur sebagai anggota DPRD Kepri terpilih dan memilih berpasangan dengan Muhammad Firmansyah di Pilkada Karimun.
“Artinya mereka berdua nanti bisa bersinergi, ke depannya bagaimana membawa Kabupaten Karimun untuk lebih maju lagi dan membawa kebermanfaatan buat masyarakat ramai,” ujar Wiyono, Ketua Tim Pemenangan paslon Firman-Ery, Sabtu, 23 November 2024.
Wiyono mengatakan, pihaknya akan berjuang keras untuk memenangkan pasangan calon bupati dan wakil bupati yang menurutnya memiliki kolaborasi yang serasi ini.
“Masyarakat harus tahu, untuk memilih pemimpin yang pas, kita harus lihat dulu pengalamannya seperti apa, jangan asal pilih, nanti menyesal,” ungkapnya.
Wiyono mengaku bersyukur karena bisa menjadi ketua tim pemenangan untuk orang-orang baik dan pintar.
“Alhamdulillah dari pasangan calon bupati dan Pasangan Calon Gubernur yang kami perjuangkan merupakan orang-orang baik dan pintar, kami sangat bangga,” ujar Wiyono yang juga Ketua Tim Pemenangan calon gubernur dan wakil gubernur Kepri, Ansar Ahmad-Nyanyang Haris Pratamura ini.
Dikatakan, sebagai calon bupati, Muhammad Firmansyah sangat cocok karena merupakan satu-satunya calon yang memang pendidikan sekolahnya di pemerintahan. Begitu juga Ery Suandi, yang dikenal sebagai Dewan Tanpa Jas.
“Memang pasangan bertuah, Pak Ery itu adalah Dewan Tanpa Jas, beliau jarang memakai jas-jas mewah yang biasanya dipakai oleh wakil rakyat lainnya, beliau wakil rakyat yang suka pegang cangkul, suka ngaduk semen bergotong royong sama masyarakat bangun masjid, beliau lebih sering nongkrong bersama masyarakat kecil dari pada nongkrong di restoran elit bersama orang-orang besar,” pungkasnya.
Penulis: Ilfitra