Toyota Hentikan Penjualan 3 Mobil Imbas Skandal Manipulasi Tes Keamanan

toyota hentikan penjualan
Chairman Toyota Akio Toyoda dalam konferensi pers 3 Juni. Foto: AFP

Batam (gokepri) – Skandal manipulasi tes keamanan mobil kembali mencoreng industri otomotif Jepang. Kementerian Perhubungan Jepang memerintahkan penghentian penjualan dan pengiriman enam model mobil, termasuk tiga di antaranya buatan Toyota Motor Corporation.

Temuan ini memperparah krisis kepercayaan terhadap produsen mobil Jepang. Sebelumnya, Kementerian Perhubungan telah memerintahkan hampir 90 produsen mobil untuk mengevaluasi ulang prosedur pengujian keamanan mereka menyusul penemuan kecurangan serupa di dua afiliasi Toyota.

Bacaan Lainnya

Baca Juga:

Dalam konferensi pers pada 3 Juni, Kementerian Perhubungan Jepang mengungkapkan Toyota telah menyerahkan data uji keselamatan pejalan kaki yang tak lolos uji untuk tiga model terbarunya, yakni Corolla Fielder, Corolla Axio, dan Yaris Cross. Selain itu, Toyota juga mengakui menggunakan kendaraan modifikasi pada uji tabrak untuk empat model terdahulu, termasuk Crown.

“Kami lalai dalam proses sertifikasi dan memproduksi massal mobil tanpa langkah kehati-hatian yang tepat,” sesal Akio Toyoda, Chairman Toyota, saat konferensi pers. “Untuk itu, kami memohon maaf kepada pelanggan dan semua penggemar otomotif.”

Penghentian pengiriman ini berdampak pada dua jalur produksi Toyota dengan kapasitas produksi 130.000 unit per tahun. Sebagai catatan, produsen mobil terbesar di dunia ini memproduksi dan menjual lebih dari 11 juta kendaraan penumpang pada tahun 2023.

Selain Toyota, empat produsen mobil lain, yaitu Honda Motor dan Mazda Motor, juga kedapatan memanipulasi data keamanan saat mengajukan sertifikasi.

Perusahaan Mazda, dalam keterangan resminya pada 3 Juni, mengakui telah memalsukan hasil uji tabrak dan memodifikasi kendaraan uji untuk lima modelnya, termasuk Mazda2 dan Roadster RF.

“Kami akan menanggung biaya yang timbul akibat penghentian pengiriman kepada pemasok,” ujar Masahiro Moro, Chief Executive Officer Mazda, pada 3 Juni. Ia menambahkan bahwa perusahaannya akan berupaya agar kesalahan ini tidak terulang.

Penghentian pengiriman ini berpotensi berdampak pada 3.500 pesanan, namun Mazda belum berencana melakukan recall saat ini.

Kementerian Perhubungan Jepang juga mengidentifikasi 32 kendaraan produksi sebelumnya yang memiliki sertifikasi tidak valid.

Pada 4 Juni, otoritas terkait akan melakukan investigasi langsung di markas besar Toyota di Nagoya.

Skandal ini semakin memperdalam krisis kepercayaan terhadap produsen mobil Jepang. Penyelidikan terbaru ini menyusul serangkaian skandal yang melibatkan Nissan Motor, Mazda, dan Suzuki selama lebih dari satu dekade, termasuk pemalsuan data emisi dan efisiensi bahan bakar.

Kasus serupa juga dialami produsen airbag Takata yang dinyatakan bangkrut pada 2017 akibat krisis recall terbesar di dunia.

Selain Toyota, penyelidikan Kementerian Perhubungan Jepang sejauh ini juga menemukan pelanggaran pada empat produsen lain, yakni Honda, Mazda, Yamaha Motor, dan Suzuki.

Kelima produsen tersebut diperintahkan untuk menghentikan pengiriman semua kendaraan dengan sertifikasi yang cacat. Investigasi masih berlangsung, dan dari 17 perusahaan yang masih dalam penyelidikan, Toyota menjadi satu-satunya yang sejauh ini terbukti melakukan pelanggaran. BLOOMBERG

Cek Berita dan Artikel yang lain diĀ Google News

Pos terkait