BATAM (gokepri) — Badan Pengusahaan (BP) Batam akan memulai proses relokasi warga Pulau Rempang yang telah menyetujui perpindahan ke hunian baru di Tanjung Banon pada 25 September 2024. Langkah ini merupakan bagian dari tindak lanjut proyek strategis nasional (PSN) Rempang Eco-City.
Menurut Kepala Bagian Humas BP Batam, Sazani, tahap awal relokasi akan dimulai dengan tiga kepala keluarga (KK) yang siap pindah. Ketiga KK ini sebelumnya telah menempati hunian sementara di Batam sejak September 2023.
“Pemindahan ini dijadwalkan pada 25 September. Ketiga KK tersebut merupakan kelompok pertama yang akan menempati hunian permanen di Tanjung Banon,” ujar Sazani, Senin 9 September 2024.
Sazani menjelaskan proses pembangunan rumah permanen di Tanjung Banon sedikit terkendala oleh cuaca. Namun, ia menegaskan pekerjaan terus berjalan dan ditargetkan rampung sesuai jadwal.
“Kami memantau perkembangan pembangunan 60 unit hunian permanen. Sebagian besar sudah hampir selesai. Saat ini, fokus pengerjaan 20 unit lainnya terus digenjot,” katanya.
Hingga akhir Agustus 2024, sebanyak 189 KK dari Pulau Rempang telah pindah ke hunian sementara di Batam. Proses relokasi ini merupakan dampak dari pembangunan Rempang Eco-City, yang merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) di bawah payung Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 78/2023 tentang Penanganan Dampak Sosial Kemasyarakatan dalam rangka penyediaan lahan untuk pembangunan nasional.
Investasi tahap pertama Rempang Eco-City akan mencakup kawasan seluas 2.370 hektare, yang terdiri dari 2.000 hektare untuk kawasan industri dan 370 hektare untuk pembangunan Tower Rempang. Relokasi tahap pertama ini akan melibatkan 961 KK yang terdampak oleh proyek tersebut.
Baca:
- 189 Keluarga dari Rempang Telah Pindah ke Hunian Sementara
- Airlangga Pastikan Xinyi Lanjutkan Investasi di Rempang
Investor utama dalam proyek ini, Xinyi, berencana membangun pabrik kaca di lahan yang tengah dikosongkan. Namun, proses relokasi sempat terhambat oleh penolakan warga setempat, sehingga tenggat waktu yang sebelumnya ditetapkan pada akhir 2023 hingga awal 2024 tak terpenuhi.
Penolakan terhadap PSN ini kembali mencuat pada peringatan setahun bentrokan di Jembatan IV Barelang, yang terjadi pada 7 September 2023. Sabtu lalu (7/9/2024), warga Rempang menggelar kegiatan tabur bunga, orasi, dan atraksi budaya di lokasi bentrokan, sebagai bentuk peringatan dan penolakan terhadap proyek tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News