JAKARTA (gokepri) – Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan PT Kereta Api Indonesia (KAI) meneken kerja sama elektrifikasi jalur kereta api. Langkah tersebut diklaim mampu memangkas biaya operasional energi hingga 70 persen, sekaligus menjadi tulang punggung dekarbonisasi sektor transportasi Indonesia.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, mengatakan peralihan lokomotif dari bahan bakar minyak solar ke energi listrik akan berdampak besar pada efisiensi biaya dan pengurangan emisi gas rumah kaca. “Efisiensinya 70 persen lebih murah. Emisi gas rumah kacanya juga akan semakin rendah,” kata Darmawan di Jakarta, Rabu (22/10).
Darmawan menjelaskan, elektrifikasi ini memberikan manfaat ganda, yaitu kemandirian energi dan efisiensi. Elektrifikasi mengubah ketergantungan energi dari bahan bakar impor yang mahal menjadi energi domestik yang lebih murah. Hal ini, kata dia, sejalan dengan program nasional untuk mengurangi emisi karbon di sektor transportasi.
Direktur Utama KAI, Bobby Rasyidin, menyebut kerja sama dengan PLN sebagai lompatan bersejarah karena elektrifikasi ini merupakan terobosan pertama yang dilakukan tanpa menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Menurut Bobby, kerja sama ini akan memperluas jaringan layanan kereta berbasis listrik dan meningkatkan kualitas pelayanan. Dalam tahap awal (quick win), KAI dan PLN memprioritaskan elektrifikasi pada beberapa jalur kereta api yang penting.
Proyek yang akan dikerjakan mencakup jalur Padalarang–Cicalengka (sepanjang sekitar 40 kilometer), Area Rangkasbitung, jalur kereta api yang mengarah ke Cikampek dan eningkatan elektrifikasi jalur di Jawa Tengah.
“Melalui kerja sama ini, kereta api akan menjadi transportasi publik masa depan yang semakin efisien dan ramah lingkungan,” kata Darmawan. Elektrifikasi ini menjadi fondasi bagi KAI untuk mempercepat transisi menuju transportasi publik nol emisi karbon. ANTARA
Baca Juga: Thailand Bangun Jalur Kereta Api Rute Bangkok-Beijing
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
