Jakarta (gokepri.com) – Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto memberi sinyal ratusan warga negara Indonesia (WNI) dan satu warga negara asing yang tengah diobservasi di Pulau Natuna, Kepulauan Riau dari Kota Wuhan, China boleh dipulangkan ke daerahnya masing-masing pekan depan.
Ada 285 orang yang diobservasi di Natuna terdiri dari 237 WNI yang dievakuasi, satu WNA, lima orang tim Kementerian Luar Negeri, 18 orang pegawai Batik Air dan 24 tim penjemput.
Hingga hari ini, WNI asal Wuhan di Natuna sudah tujuh hari menjalani masa observasi sejak tiba di Natuna tanggal 1 Februari 2020. Pemerintah sendiri sudah menetapkan 14 hari sebagai massa observasi.
“Ya jelas (dipulangkan tanggal 14 Februari), doanya kita tadi supaya mereka tetap sehat,” kata Terawan di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Jumat (7/2/2020).
Terawan menjawab pertanyaan wartawan, tentang pemulangan WNI dari lokasi karantina tersebut.
Lebih lanjut, Terawan menyatakan pihaknya akan menggelar rapat teknis terkait proses pemulangan WNI asal Wuhan itu ke daerahnya masing-masing dalam waktu dekat.
Nantinya, pihak Kementerian Kesehatan akan mengidentifikasi alamat dan melakukan sosialisasi ke pemerintah daerah masing-masing asal WNI itu.
“Apa yang dilakukan alamatnya dimana sosialisasi lah ke daerah-daerah orang tuanya, ke tetangganya, ke pemda-pemdanya supaya apa, ini, itu adalah saudara-saudara kita WNI yang sehat itu yang perlu,” kata dia.
Saat ini para WNI masih menjalani masa observasi selama 14 hari di Natuna. Selama masa observasi, pemerintah berupaya memenuhi seluruh logistik yang dibutuhkan.
Tidak hanya dari segi jasmani, pemerintah juga berupaya memberikan dukungan layanan kesehatan jiwa. Pasalnya dengan masa observasi selama 14 hari dengan ruang gerak yang belum sepenuhnya leluasa, mereka dinilai rentan terhadap stress.
Sebagai upaya pencegahan, Kementerian Kesehatan telah menyiagakan tim psikolog disekitar area observasi, dan selalu siap untuk memberikan dukungan psikologis bagi para WNI di Natuna.
“Pagi hari ini telah hadir tim dukungan untuk layanan psikologi baik dari Kementerian Kesehatan dan atau UPT-UPT Kementerian Kesehatan serta organisasi profesi untuk memberikan dukungan layanan,” kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Anung Sugihantono.