ST. PETERSBURG (gokepri) – Pemerintah Indonesia dan Rusia membuka peluang kerja sama pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) berkapasitas 500 megawatt (MW). Pembahasan ini mengemuka dalam pertemuan Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Istana Konstantinovsky, St. Petersburg, Rusia, Kamis (19/6/2025).
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan, Indonesia kini dalam tahap studi kelayakan (feasibility study/FS) untuk PLTN skala kecil. “Di dalam RUPTL, kita memang merencanakan membangun nuklir sampai 500 MW. Jadi yang pertama, sedang melakukan FS dulu saja yang *small modular reactor*,” kata Airlangga (21/6).
Rencana pengembangan PLTN di Indonesia telah tercantum dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN periode 2025-2034.
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan kesiapan negaranya memperluas kerja sama strategis dengan Indonesia di berbagai bidang. Mulai dari teknologi nuklir damai, luar angkasa, hingga kecerdasan buatan. “Kami terbuka untuk kerja sama dengan mitra Indonesia di bidang nuklir. Kami juga berkeinginan merealisasikan proyek nuklir di bidang damai, termasuk kesehatan, pertanian, dan pelatihan staf,” ujar Putin.
Selain energi nuklir, Rusia juga menawarkan perluasan kerja sama teknologi tinggi seperti pengembangan smart city, kecerdasan buatan, dan pemanfaatan luar angkasa untuk tujuan damai. Putin menegaskan, kedua negara memiliki potensi besar untuk kolaborasi lintas bidang yang saling menguntungkan.
Pemerintah berencana membangun PLTN total kapasitas 500 MW dalam 10 tahun ke depan, sebagaimana tertuang dalam RUPTL PT PLN (Persero) 2025-2035. Pasokan listrik dari pembangkit nuklir ditargetkan masuk jaringan PLN pada 2032-2033. Lokasi pembangunan PLTN direncanakan di Sumatra dan Kalimantan, masing-masing 250 MW.
Pengembangan PLTN di Indonesia telah dilirik oleh Rusia, Tiongkok, dan Amerika Serikat (AS). Utusan Khusus Presiden untuk Energi dan Lingkungan Hashim Djojohadikusumo pernah mengungkapkan, perusahaan asal Rusia, State Atomic Energy Corporation Rosatom (Rosatom), membawa penawaran menarik soal rencana investasi PLTN. Selain itu, Westinghouse Electric Corporation dari AS dan China National Nuclear Corporation (CNNC) juga menyatakan minat serupa. BISNIS.COM
Baca Juga: Semenanjung Muria hingga Batam Berpotensi Jadi Lokasi PLTN
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News