Harapan Dunia Usaha, Inginkan Batam Punya LRT dan Perizinan Digital

Flyover Sungai Ladi
Flyover Sungai Ladi. Foto: BP Batam

BATAM (gokepri) — Pengusaha di Batam mengapresiasi upaya pemerintah daerah dalam menjaga stabilitas dan pengelolaan lingkungan investasi. Mereka berharap pemerintah terus meningkatkan infrastruktur dan mempermudah perizinan melalui digitalisasi.

General Manager Batamindo Investment Cakrawala, Mook Sooi Wah, mengatakan Batam memiliki potensi besar sebagai destinasi investasi unggulan, baik nasional maupun internasional. Ia mengapresiasi upaya pemerintah dalam menjaga stabilitas beberapa tahun terakhir.

“Bahkan saat pandemi Covid-19, produksi di Batamindo tidak pernah benar-benar berhenti. Kami para pengusaha sangat senang atas dukungan pemerintahan,” ujarnya di Batam, Kamis (23/1/2025) dikutip dari ANTARA. Menurutnya, infrastruktur pendukung seperti flyover dan transportasi publik penting untuk kelancaran bisnis di kawasan industri.

Flyover itu penting sekali dari kawasan Muka Kuning dan Kabil ke Batu Ampar. Transportasi Lintas Rel Terpadu (LRT) juga diperlukan karena Batam semakin ramai. Ini harus diprioritaskan untuk mendukung kelancaran investasi dan aktivitas bisnis, serta menekan kemacetan,” katanya.

Terkait perkembangan Rempang Eco-City, Mook Sooi Wah menilai hal tersebut tidak berdampak signifikan terhadap kepercayaan investor. “Tidak ada korelasinya. Dalam setiap pengembangan, pasti ada prioritas dari para pemangku kepentingan. Yang penting adalah cara pemerintah dan investor bekerja sama untuk memastikan solusi terbaik bagi semua pihak,” jelasnya.

LRT Batam
General Manager Batamindo Investment Cakrawala, Mook Sooi Wah. ANTARA/Amandine Nadja

Batam terus menjadi salah satu destinasi utama investasi, meski harus bersaing dengan negara lain seperti Vietnam, Filipina, Thailand, dan Malaysia. “Batam memiliki daya tarik besar sebagai kawasan investasi. Namun, untuk tetap kompetitif, pemerintah dan pelaku usaha harus terus menciptakan lingkungan yang menarik bagi investor,” tambahnya.

Terkait kemudahan perizinan, ia mengapresiasi perbaikan yang telah dilakukan, tetapi berharap prosesnya semakin digital. “Sekarang sudah lebih baik, tetapi kalau semua proses perizinan bisa sepenuhnya daring, itu akan jauh lebih efisien. Kami tidak perlu lagi bolak-balik ke kantor, cukup mengetik dan mencetak dokumen langsung,” ujar Mook Sooi Wah.

Dengan stabilitas politik, infrastruktur memadai, dan kemudahan perizinan, pengusaha Batam optimistis kota tersebut dapat terus menarik minat investor dan mempertahankan posisinya sebagai salah satu pusat investasi terbesar di Indonesia.

Target Investasi Batam 2025

BP Batam menargetkan realisasi investasi Rp60 triliun pada 2025, meningkat signifikan dari target tahun sebelumnya. Pengembangan kawasan strategis dan fokus pada sektor manufaktur dan jasa menjadi andalan untuk mencapai target tersebut.

Kepala Biro Humas, Promosi, dan Protokol BP Batam, Ariastuty Sirait, menyebut target ini naik dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp40 triliun. Melalui pengembangan Kawasan Strategis sebagai sarana dan prasarana pendukung investasi, BP Batam optimistis target tersebut tercapai.

“Tugas BP Batam adalah bagaimana Batam bisa menjadi destinasi unggulan investasi. Berbagai upaya akan kami lakukan agar pertumbuhan investasi bisa maksimal,” ujar Ariastuty, yang akrab disapa Tuty, Rabu, 22 Januari 2025.

Tuty memaparkan beberapa sektor yang masih menjadi penopang utama dalam menggenjot nilai investasi dan perekonomian Batam, yaitu industri manufaktur (mesin, elektronik, instrumen kedokteran, peralatan listrik, presisi, optik, dan jam); shipbuilding & oil gas equipment; perangkat lunak komputer, jaringan, layanan teknologi informasi, dan peralatan komunikasi lainnya; semikonduktor dan komponen elektronik lainnya; kendaraan dan suku cadang motor.

BP Batam juga memberikan perhatian lebih pada pengembangan industri jasa, seperti logistik, pariwisata, maintenance, repair, and overhaul (MRO), kesehatan, pendidikan, dan keuangan.

“Berdasarkan catatan kami, pertumbuhan investasi Batam meningkat pada kuartal ketiga 2024. Saya optimistis ini bisa dipertahankan dan berdampak positif terhadap ekonomi Batam secara keseluruhan,” tambah Tuty.

Singapura masih menjadi negara dengan nilai investasi tertinggi, yaitu Rp1,91 triliun pada kuartal III 2024. Selain Singapura, Tiongkok juga berkontribusi besar terhadap realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) di Batam dengan nilai investasi Rp1,69 triliun.

“BP Batam akan terus berupaya menciptakan iklim investasi yang nyaman dan kondusif bagi para investor. Salah satu upayanya adalah menyiapkan infrastruktur dasar, seperti jalan serta sarana dan prasarana pendukung lain, untuk mencapai target investasi,” pungkasnya.

Baca Juga:
Gandeng China dan Singapura, Batam Bangun LRT Gantung Hubungkan Pelabuhan-Bandara

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Pos terkait