Dugaan Pidana Ledakan Kapal MT Federal II

MT Federal II ASL Shipyard
Buruh dari berbagai organisasi menggelar aksi di kawasan Tanjung Uncang, Batam, Rabu, 22 Oktober 2025. Aksi yang digalang Koalisi Rakyat Batam ini menuntut penghapusan sistem outsourcing, penegakan aturan keselamatan kerja, dan pembentukan Pengadilan Hubungan Industrial di Batam. GOKEPRI/ENGESTI FEDRO

BATAM (gokepri) – Polisi menemukan dugaan tindak pidana di balik ledakan kapal MT Federal II di galangan PT ASL Marine Shipyard Batam yang menewaskan 14 pekerja. Penyelidikan kini naik ke tahap penyidikan, membuka kemungkinan adanya kelalaian dalam penerapan standar keselamatan kerja.

Penyidik Satuan Reserse Kriminal Polresta Barelang resmi menaikkan status penanganan kasus kebakaran kapal MT Federal II dari penyelidikan menjadi penyidikan sejak Jumat, 24 Oktober 2025. “Kasus ini sudah kami tingkatkan ke tahap penyidikan,” kata Kapolresta Barelang Kombes Polisi Zaenal Arifin di Batam, Rabu, 29 Oktober.

Langkah itu diambil setelah polisi menemukan indikasi adanya unsur pidana dalam kebakaran yang terjadi di area perbaikan kapal milik PT ASL Marine Shipyard. Peristiwa pada awal Oktober itu menewaskan 14 orang dan melukai 17 lainnya.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Barelang Kompol Debby Tri Andrestian mengatakan, hingga kini penyidik telah memeriksa 43 saksi dari berbagai pihak—mulai dari manajemen PT ASL, subkontraktor, hingga pejabat Dinas Ketenagakerjaan. “Pemeriksaan terus berjalan untuk memastikan siapa yang bertanggung jawab,” ujarnya.

Kapolda Kepulauan Riau Irjen Pol. Asep Safrudin menyebut hasil laboratorium forensik dari Riau masih ditunggu sebelum menetapkan tersangka. Ia menegaskan kasus ini menjadi perhatian publik karena menyangkut keselamatan kerja di industri galangan kapal Batam. “Penerapan standar operasi prosedur (SOP) harus diperketat agar kejadian seperti ini tidak terulang,” kata Asep usai pertemuan dengan Pengawas Internal SKK Migas Irjen Polisi Ibnu Suhaendra di Mapolda Kepri.

Menurut Asep, sebagian besar korban adalah pekerja lokal yang baru lulus pelatihan. Sementara tenaga berpengalaman banyak bekerja di luar negeri. “Ini menjadi catatan penting untuk peningkatan kompetensi tenaga kerja kita,” ujarnya.

Dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan DPRD Batam, General Manager PT ASL, Audrie Kosasih, menyatakan perusahaan telah menyalurkan santunan kepada keluarga korban dan mendata kebutuhan pendidikan ahli waris. “Semua masih dalam proses,” katanya singkat, Rabu 29 Oktober 2025.

Namun, terkait penyebab ledakan, Audrie belum bisa menjelaskan karena masih menunggu hasil investigasi resmi. “Kami menunggu laporan tim gabungan,” ujarnya.

Ledakan dini hari di galangan kapal PT ASL Shipyard, Tanjunguncang, Batam, menewaskan sepuluh pekerja dan melukai 21 lainnya. Hingga 30 Oktober, korban tewas bertambah menjadi 14 orang.

Kapal tanker MT Federal II yang tengah dalam perbaikan meledak sekitar pukul empat pagi, Rabu, 15 Oktober 2025. Seorang pekerja selamat menceritakan ledakan itu terjadi begitu cepat. “Aku di atas mau pasang nozzle baru. Teman bilang, ‘tunggu, panas dari bawah’. Tiba-tiba ledakan besar dari tangki,” ujarnya dengan suara bergetar.

Menurutnya, blower angin di dalam kapal tiba-tiba mati, membuat asap dan panas terperangkap di tangki berisi minyak mentah. Saat itu, aktivitas pemotongan logam memicu percikan api yang memicu ledakan. “Banyak teman di dalam, tapi sebagian besar berhasil keluar,” katanya lirih.

Ini bukan kali pertama kecelakaan kerja terjadi di Federal II. Pada Juni lalu, kapal yang sama juga meledak dan menewaskan empat pekerja.

Baca Juga: Identitas Sepuluh Korban Kapal MT Federal II

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Pos terkait