Dua JPO di Batam Diperbaiki 2024, Kerja Sama dengan Perusahaan Reklame

JPO di Batam
Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di Mukakuning, Batam. Foto: gokepri/Engesti Fedro

Tanjungpinang (gokepri) – Kondisi Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) milik Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau di Batam memperihatinkan. Jembatannya kumuh, tiang banyak berkarat dan atap jebol.

Kepala Dinas Perhubungan Kepri, Junaidi menyebutkan JPO yang dimaksud adalah JPO yang berada di kawasan Muka Kuning dan Sei Panas. Pemprov akan menggandeng pihak swasta untuk memperbaiki JPO tersebut. “Ada salah satu perusahaan reklame yang mau memperbaiki. Jadi sistemnya selesai diperbaiki, mereka akan pasang iklan di situ,” kata Junaidi baru-baru ini.

Ada beberapa JPO yang nanti akan diperbaiki oleh pihak swasta yang paling utama untuk diperbaiki adalah JPO Muka Kuning dan Sei Panas. “Pajaknya nanti akan dibayarkan ke Pemko (Batam) sesuai dengan ketentuan,” kata Junaidi. Perusahaan swasta itu sudah menyanggupi perbaikan jembatan. Perbaikan jembatan dimulai pada Januari 2024.

Baca Juga: Tiga Jembatan Penyeberangan di Batam Akan Dibangun Ulang

Adapun disinggung soal JPO yang terdampak pelebaran jalan, Dinas Perhubungan menyebutkan masih menunggu informasi dari Badan Pengusahaan (BP) Batam untuk revitalisasi. “Kami sudah serahkan ke BP Batam semua, atau nanti bisa kami bicarakan juga dengan pengusaha,” kata dia.

Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) yang berada di kawasan industri Batamindo, Mukakuning, Kota Batam, kurang terawat. Kondisi besi mulai keropos sebagian dan besi penyangga sudah hilang dari tempatnya. Lalu, atap jembatan juga lepas. Di bagian bawah jembatan tampak seutas besi menggantung sangat membahayakan pengguna jalan di bawahnya.

Secara fungsi jembatan penyeberangan itu sudah tidak layak. Kebanyakan penggunanya adalah anak jalanan. Mereka tidur, mabuk sampai istirahat di jembatan itu. Secara estetika, jembatan itu jauh dari kata indah. Di bagian atas terdapat corat-coret yang tak senonoh dan ditumbuhi rumput liar.

Sandy (26) pekerjaan Muka kuning menyayangkan tidak adanya perbaikan terhadap jembatan penyeberangan itu. “Maunya sih segera diperbaiki ya. Biar nyaman juga,” kata dia, beberapa waktu lalu. Sandy mengatakan takut jika melewati jembatan itu saat kondisi malam hari. “Takut juga bang. Takut dipalak kalau sendiri saya tidak berani,” katanya.

Pengguna jembatan lainnya, Merry (26) menyebut dirinya lebih memilih menyeberang lewat bawah dibandingkan menggunakan jembatan itu. “Biasa langsung nyebrang aja enggak lewat jembatan, soalnya lebih dekat,”katanya. Ia berharap, pemerintah dapat memperbaiki jembatan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Penulis: Engesti Fedro

BAGIKAN