Dapur SPPG di Nongsa Diresmikan, Batam Perluas Program Makan Bergizi

Dapur SPPG Nongsa
Kepala Dinas Pendidikan Kota Batam, Hendri Arulan, bersama mitra dan pengelola dapur meresmikan Dapur SPPG Batu Besar Nongsa 04 sebagai bagian dari Program Makan Bergizi, Rabu, 22 Oktober 2025. GOKEPRI/MUHAMMAD RAVI

BATAM (gokepri) – Pemerintah Kota Batam memperluas pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG), salah satu program prioritas Presiden Prabowo Subianto untuk meningkatkan kualitas gizi anak Indonesia. Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Batu Besar Nongsa 04 resmi beroperasi di Ruko Permata Bandara Nomor 35–38 pada Rabu 22 Oktober 2025.

Peresmian ditandai dengan pengguntingan pita dan pemotongan tumpeng oleh Kepala Dinas Pendidikan Batam, Hendri Arulan. “Program ini bukan hanya tentang gizi, tapi juga tentang peningkatan SDM dan penggerak ekonomi warga,” ujarnya.

Dapur yang berdiri di atas lahan 4.000 meter persegi ini menjadi pusat produksi makanan bergizi untuk pelajar dari TK hingga SMK dalam radius enam kilometer. Proses memasak dimulai sejak pukul dua dini hari agar makanan tiba di sekolah tepat waktu.

Mitra Dapur SPPG, Diana Marthina Chalim, mengatakan dapur tersebut menjadi bagian dari kolaborasi nasional untuk mewujudkan generasi sehat menuju Indonesia Emas 2045. “Awalnya kami distribusikan 1.000 porsi makanan per hari, dan akan meningkat hingga 3.000 porsi,” kata Diana, yang juga Pembina Perkumpulan Chef Profesional Indonesia (PCPI).

Dapur SPPG Nongsa
Dapur SPPG Batu Besar Nongsa 04, Rabu, 22 Oktober 2025. GOKEPRI/MUHAMMAD RAVI

Sebanyak 47 relawan dan tenaga lokal direkrut dengan fasilitas gaji dan BPJS. Dapur juga dilengkapi zona kerja terpisah untuk akuntan, ahli gizi, dan kepala SPPG agar sesuai standar pengelolaan pangan.

Kepala SPPG Nongsa Batu Besar 04, Nanda Gustrie Yani, menuturkan program MBG tak hanya menekan angka stunting, tetapi juga mempererat hubungan antara sekolah, pemerintah, dan masyarakat. “Visinya menciptakan Indonesia Emas 2045 melalui pemenuhan gizi dan kolaborasi lintas sektor,” ujarnya.

Hendri Arulan mengingatkan agar pengelola dapur menjaga mutu makanan dengan ketat, menyusul temuan kontaminasi di sejumlah daerah. “Seperti temuan jangkrik, belatung, lalat — jangan sampai terjadi. Guru juga harus ikut cek ompreng di sekolah,” katanya. Ia menyinggung kasus 18 siswa di Sagulung yang sempat mengalami gangguan kesehatan akibat makanan MBG.

Program MBG kini dilayani enam hari dalam sepekan. Jika sekolah libur pada Sabtu, jatahnya diganti makanan kering. Pemerintah menargetkan pembangunan 120–125 dapur SPPG di Batam; sejauh ini, 66 unit telah aktif dan 68 lainnya dalam proses pembangunan.

Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan Kepulauan Riau, Sugiarto, menyebut Batam sebagai kota dengan jumlah SPPG terbesar di provinsi itu. “Sudah ada 69 dapur dengan target penerima 328 ribu anak. Batam menjadi contoh pelaksanaan MBG yang paling masif di Kepri,” ujarnya.

Baca Juga: Kiat SPPG Tanah Sareal Pertahankan Zero Accident MBG

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Pos terkait