PMDN Jadi Motor Baru Pertumbuhan Batam

PMDN Batam
Pembangunan gedung-gedung tinggi di kawasan Thamrin City, Nagoya, Kota Batam, September 2025. GOKEPRI/Candra Gunawan

BATAM (gokepri) – Penanaman modal dalam negeri (PMDN) di Batam melonjak dua kali lipat pada kuartal II 2025. Kenaikan ini terjadi di tengah kebijakan tarif resiprokal 19 persen oleh Amerika Serikat terhadap produk Indonesia.

Data BP Batam mencatat nilai PMDN mencapai Rp3,8 triliun, naik 108,8 persen dibanding periode sama tahun lalu Rp1,8 triliun. Angka tersebut menyumbang 40,6 persen dari total investasi kuartal ini yang mencapai Rp9,6 triliun.

“Pertumbuhan ini belum pernah terjadi. Biasanya Batam selalu didominasi penanaman modal asing,” kata Direktur Investasi BP Batam, Dendi Gustinandar, dalam acara Business Gathering 2025, Kamis, 4 September.

Meski secara nilai PMA masih lebih tinggi, Rp5,6 triliun, pertumbuhannya kalah cepat dari PMDN. Investasi asing tumbuh 89 persen dibandingkan kuartal sama tahun lalu Rp3 triliun.

BP Batam menyebut lima sektor industri menjadi motor penggerak investasi: jasa lainnya, industri mesin dan elektronik, instrumen kedokteran, peralatan listrik dan presisi, serta perdagangan, perumahan, transportasi, gudang, dan telekomunikasi.

“Struktur mulai berubah. PMDN kini bukan pelengkap, tapi bagian inti sistem produksi di Batam,” kata Wakil Kepala BP Batam, Li Claudia Chandra.

Kepala BP Batam, Amsakar Achmad, menyebut kenaikan ini menandakan kepercayaan pasar makin kuat. “Kami pastikan proses investasi berjalan cepat, transparan, dan berdampak,” ujarnya.

Investor asing masih didominasi Singapura, Jepang, China, Hongkong, dan Malaysia. Di sisi perdagangan, ekspor Batam tembus US$9,6 miliar pada semester I 2025, naik 27,8 persen dari periode sama tahun lalu.

Ekonom Chablullah Wibisono menilai kenaikan PMDN menjadi sinyal positif. “Yang penting investasi ikut membuka ruang bagi usaha lokal dan memberi manfaat ke masyarakat luas,” katanya.

BP Batam menghitung realisasi investasi semester I 2025 mencapai Rp18,18 triliun berdasarkan Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM), atau 49,15 persen dari target nasional Rp36,99 triliun. Dengan metode pengukuran internal—mencakup modal tetap dan lancar—realisasi mencapai Rp33,72 triliun, setara 56,2 persen dari target Rp60 triliun.

“Yang kami ukur investasi nyata—mesin, bangunan, margin distribusi, jasa pemasangan, dan biaya lain-lain,” kata Deputi Kepala BP Batam Bidang Investasi dan Pengusahaan, Fary Djemy Francis.

Kebijakan tarif baru Amerika ikut mempercepat relokasi investasi global. Dengan status zona perdagangan bebas dan ekosistem industri efisien, Batam dinilai menjadi pilihan strategis.

Baca Juga: Lahan Investasi Batam Diperluas, 14 Pulau Masuk Kawasan Perdagangan Bebas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Pos terkait