Plastik Ramah Lingkungan Murid MAN Ini Bisa Jadi Solusi Alternatif

Tim Riset MAN 1 Kudus melalui inovasi plastik ramah lingkungan berhasil meraih medali emas di ajang Malaysia Technolgy Expo (MTE) yang diikuti 10 negara di Malaysia, 20-22 Februari 2020.

Batam (gokepri.com) – Penggunaan sampah plastik di berbagai daerah di Indonesia, termasuk Batam, masih sangat tinggi. Di Batam, sampah yang diproduksi warga tak kurang dari 1.000 ton per harinya. Karya Tim Riset MAN 1 Kudus melalui plastik ramah lingkungan, sepertinya bisa jadi solusi untuk menekan tingginya penggunaan plastik. Inovasi ini berhasil meraih prestasi internasional, medali emas di ajang Malaysia Technolgy Expo (MTE) yang diikuti 10 negara di Malaysia, 20-22 Februari 2020.

Plastik merupakan bahan tidak ramah lingkungan dan membutuhkan ratusan tahun bagi mikroba untuk dapat mendaur ulang sampah plastik. Walikota Batam sudah menerbitkan surat edaran tentang pelarangan penggunaan plastik sekali pakai. Namun kesadaran masyarakat untuk melaksanakan edaran tersebut masih minim.

Bacaan Lainnya

“Kita harap ke depan volume sampai ini dapat kita kurangi,” kata Wakil Walikota Batam, Amsakar Achmad saat memimpin gotong royong Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) tingkat Kota Batam di Bengkong, Jumat (21/2/2020).

Sampah, terutama sampah plastik, menjadi salah satu faktor penyebab rusaknya lingkungan hidup. Penggunaan bahan tidak ramah lingkungan ini masih sangat tinggi di masyarakat dan membutuhkan waktu lama untuk bisa didaur ulang. Atas dasar inilah Tim Riset MAN 1 Kudus menciptkan inovasi berupa “E-NYOCAF”: Edible Film From Canna Flour (Canna Discolor) and Mocaf (Modified Cassava Flour) Based on Glycerol Palsticizer as Biodegradable Packaging Innovation. Edible film berbahan tepung ganyong dan mocaf.

Inovasi ini berupa plastik ramah lingkungan karena mudah terdegradasi dibandingkan plastik lainnya. Dengan adanya E-Nyocaf diharapkan dapat menggantikan plastik berbahan PEP. Tim E-NYOCAF MAN 1 Kudus digawangi Laila Fitriya Muthoharoh, Faliha Ibriza Tsaniya, dan Niken Ayu Khoirun Nisa. Sebagai pembimbing, Ahmad Edi Darmawan dan Arif Noor Adiyanto.

“Alhamdulillah, tim ini berhasil meraih Gold Medal dan special award dari INNOPA atau Indonesian Invention & Innovation Promotion Association,” tutur Suhamto, Kepala MAN 1 Kudus.

Ini merupakan prestasi internasional kedua di tahun 2020. Sebelumnya, tim MAN 1 Kudus juga berhasil meraih Bronze Medal dan special award dari Negara Kanada di event TID-IPITEx, 2-6 Pebruari di Bangkok Thailand.

“Keunggulan E-NYOCAF sebagai kemasan adalah dapat terurai dalam kurun waktu 7 hari dibandingkan dengan plastik dari pabrik yg membutuhkan waktu 100 hari,” jelas Laila Fitriya.

Ahmad Edi Darmawan selaku pembimbing menambahkan, bahwa pembuatan Edible Film ini sudah dilakukan uji Tensile Strength (uji kelarutan), Elongation (uji pemanjangan), Thiknes (Uji Ketebalan), WVTR (uji untuk mengetahui cepatnya membusuk), WVP (uji daya simpan atau umur edible film), dan Kelarutan (uji degradasi).

“Bentuk E-NYOCAF masih berupa plastik lembaran. Edible film E-NYOCAF saat ini masih dalam bentuk plastik lembaran. Ke depan akan dikembangkan menjadi kantong kresek,” urai Ahmad.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *