Jakarta (gokepri.com) – Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) mengungkap jam kerja karyawan kontrak sektor pariwisata di sejumlah daerah berkurang, termasuk di Kota Batam. Hal itu tak lepas dari berkurangnya jumlah wisatawan karena virus corona yang mewabah di sejumlah negara.
“Perusahaan wisata di Batam sudah mengurangi jam kerja para pegawai akibat sepi pengunjung,” ungkap Presiden KSPI Said Iqbal.
Said mengaku dampak dari virus corona terhadap pekerja sudah dirasakan sejak lama. Ia menyebut pihaknya telah mendapatkan banyak laporan dan keluhan dari para pekerja bahwa situasi di Batam sudah mengkhawatirkan hingga beberapa perusahaan yang berada di Pelabuhan Batam berpotensi gulung tikar.
“Di Batam orang-orang Singapura dan beberapa WNA yang biasanya ramai ke Batam sekarang boleh dihitung puluhan orang. Akibatnya, turun operasional pendapatan, dan bisa tutup di pelabuhan Batam,” ungkapnya.
Menurut Said, apabila bisnis sektor pariwisata tidak dapat didongkrak kembali, pegawai kontrak memiliki potensi besar untuk tidak diperpanjang kontraknya dan pegawai tetap dilakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Sayangnya, Said belum dapat memastikan jumlah pasti para karyawan yang terancam di PHK itu. Ia menyebut pihaknya sedang menganalisa dan menghitung angka tersebut dengan membuat posko dampak virus corona untuk para pegawai dan masyarakat.
Sementara itu Wakil Ketua Komisi X DPR RI Sri Rahayu mengatakan, virus corona (COVID-19) telah menggemparkan seluruh dunia, termasuk Indonesia yang menjadi salah satu negara terpapar virus tersebut. Tentu dampak yang harus diperhitungkan oleh Pemerintah selain antisipasi dan penanganan adalah dampak ekonomi. Sebab virus Corona akan menimbulkan ketakutan masyarakat, sehingga mempengaruhi kegiatan sehari-hari, dan dikhawatirkan potensi sektor riil akan terhantam.
“Jangan sampai terjadi PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) di balik terjadinya virus Corona,” pesan Yayuk, sapaan akrabnya, dalam rilis kepada media.
Yayuk berharap ada terobosan yang dilakukan Pemerintah agar PHK tidak sampai terjadi terkait dampak virus Corona. Lebih lanjut politisi PDI-Perjuangan ini menjelaskan risiko dari wabah ini yang mempengaruhi secara tidak langsung adalah potensi terjadinya PHK akan menghantui perusahaan di industri yang bergantung pada mobiltas masyarakat. Contoh perusahaan yang mungkin terimbas diantaranya adalah perusahaan maskapai dan sektor pariwisata. Selain itu industri manufaktur yang pasokan bahan bakunya disuplai China.
“Pada dasarnya harus kita lihat betul dampaknya kepada masyarakat maupun pada dunia usaha,” imbuh legislator dapil Jawa Timur VI itu.
Yayuk juga mengapresiasi terobosan Pemerintah dan perbankan yang telah menggelar rapat untuk menyeragamkan pandangan terkait kebijakan dalam mengantisipasi dampak virus Corona terhadap perekonomian Indonesia beberapa waktu lalu. (wan)