BATAM (gokepri.com) – Pemerintah Kota Batam berencana membangun stasiun pompa dan sumur resapan ala Jakarta untuk mengatasi banjir. Proyek ini bertujuan untuk mempercepat aliran air hujan dan meningkatkan penyerapan air ke dalam tanah.
Wakil Wali Kota Batam Amsakar Achmad mengatakan, pemerintah Kota Batam menyiapkan anggaran sebesar Rp19 miliar dengan sistem lelang untuk membangun stasiun pompa.
“Pompa, sumur resapan dengan detailnya. Titiknya kalau di tempat umum ada 21, kalau analisis konsultan sementara itu 12,” kata Amsakar, kemarin.
Baca Juga: Suryanto: Jalan Lebar, Drainase Sempit, Batam Langganan Banjir
Stasiun pompa akan dipasang di sejumlah titik rawan banjir di Batam untuk mengalirkan air lebih cepat ke saluran drainase utama. Catatan Amsakar, ada 21 titik banjir di Batam. Pemasangan stasiun pompa diutamakan didaerah rawan banjir.
“Dan untuk satu titik itu estimasinya 19 miliar, mulai dari landing stationnya, pompanya, sumur resapan, sampe ke DED-nya,” kata dia.
Amsakar menjelaskan, Batam mengadopsi sistem pengelolaan air di Jakarta yang terbukti efektif dalam mengurangi genangan air di berbagai kawasan.
“Karena DKI Jakarta betul-betul berhasil tidak ada lagi genangan air yang cukup lama di sana. Dan itu menjadi bahan untuk kita ambil pembelajaran,” kata Amsakar.
Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Kota Batam Suhar mengatakan, pengadaan stasiun pompa tersebut sudah diajukan melalui APBD 2025.
“Itu stasiun pompa banjir, ya benar ada, dan sedang dilelang, nunggu kontrak. Sumur resapan dan stasiun pompa banjir sama. Anggaran kontraknya 19 miliar, lelang sudah siap, tinggal persiapan kontrak,” kata dia.
Dia menjelaskan, proses lelang sudah dilakukan pada bulan Desember 2024 lalu.
“Termasuk jalan ada 5, sehingga ada 6 kegiatan sudah dilelang. Lokasinya banyak, ada 12 yang kami identifikasi, bertahap, tahun ini baru satu di Jodoh,” kata dia.
Lebih lanjut Suhar menjelaskan stasiun pompa banjir sangat dibutuhkan saat menghadapi hujan deras di Kota Batam. Hal itu mengingat dalam penanganan banjir selama ini hanya mengandalkan aliran air alami atau gravitasi, atau air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah.
“Jalan sudah dilebarkan terus drainase yang ada sudah optimal. Tidak mungkin drainase dilebarin lagi. Banjir ini kan penyebabnya sudah pasti air tidak mengalir secara cepat. Begitu air hujan datang banyak mau dibuang, dan tidak cukup tempat buangnya. Jadi wilayah-wilayah yang banjir hari ini itu bisa lihat wilayah-wilayah yang cukup datar, elevasinya juga tidak terlalu jauh dari laut,” kata Suhar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News